Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Pasukan Hashed al-Shaabi Tewas Diserang ISIS di Irak

Kompas.com - 24/01/2021, 08:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

SAMARRA, KOMPAS.com - Setidaknya 11 pasukan dari Hashed al-Shaabi yang didukung Irak tewas dalam penyergapan oleh kelompok ISIS di utara ibu kota pada Sabtu (23/1/2021).

Sumber keamanan Hashed al-Shaabi mengatakan ISIS menggunakan senjata SALW dan penutup muka ketika menyerang pasukannya di timur Tikrit, ibu kota provinsi Salahaddin, Irak.

Serangan terjadi selang 2 hari dari serangan bunuh diri kembar yang diklaim oleh ISIS dan menewaskan 32 orang di Baghdad.

Baca juga: Serangan ISIS di Irak, 11 Orang Tewas, 8 Orang Luka-luka

"ISIS melancarkan serangan di Brigade 22 Hashed," kata salah satu perwira unit itu, Abu Ali al-Maliki, seperti yang dilansir dari AFP pada Sabtu (23/1/2021).

Maliki mengatakan kepada AFP bahwa komandan brigade adalah di antara yang tewas, sebelum bala bantuan dari kepolisian federal datang ke unit tersebut.

Sejumlah sumber keamanan Hashed mengatakan bahwa jumlah korban meninggal ada 11 orang dan 10 orang luka-luka.

Sementara, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tapi sumber keamanan yang diwawancara AFP menyalahkan ISIS.

Baca juga: Baru Turun dari Pesawat, Pentolan ISIS Langsung Ditangkap di Irak

Irak menyatakan kelompok ISIS secara teritorial telah dikalahkan pada akhir 2017, tapi peperangan melawan ekstremis terus berlanjut, sebagian besar di daerah pegunungan dan gurun negara itu.

Pasukan lokal telah dibantu oleh koalisi yang dipimpin AS, yang pertama kali ikut terlibat untuk membantu memerangi ISIS pada 2014, berlanjut hingga memberikan pelatihan, pengawasan, dan serangan udara untuk mendukung operasi anti-ekstremis.

Namun saat ini, koalisis sudah secara signifikan menarik jumlah pasukannya selama setahun terakhir dengan AS menyusutkan pasukannya dari 5.200 menjadi 2.500.

Baca juga: Jenderal AS: Irak Masih Ingin Pasukan Kami Ada di Sana

Militer melemah

Sumber lokal dan Barat telah menyatakan kekhawatirannya atas kesiapan pasukan keamanan Irak, yang telah terpuruk oleh penyebaran Covid-19, pertikaian politik dan korupsi.

Serangan pekan ini mungkin lebih menggambarkan lemahnya keamanan Irak dari pada kembalinya ISIS yang signifikan, kata para ahli.

Menyusul invasi pimpinan AS pada 2003, pasukan keamanan Irak harus dibangun kembali secara efektif dari bawah ke atas, dengan sangat mengandalkan pada pelatihan oleh tentara asing.

Namun, dengan ada infeksi Covid-19 yang menyebar dengan cepat melalui pangkalan Irak, pasukan koalisi menghentikan semua operasi pelatihan.

Sumber dan pengamat militer juga menyebut lemahnya keamanan Irakan, di antaranya adalah adanya perpecahan politik dalam pasukan keamanan lokal, antara unit yang dilatih oleh AS dan tidak, seperti Hashed.

Baca juga: AS Pangkas Kehadiran Tentara di Afghanistan dan Irak, Tersisa 2.500 Personel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com