TEHERAN, KOMPAS.com - Iran melalui Presiden Hassan Rouhani sangat lega dan senang, sebab Donald Trump yang disebutnya "sosok tiran" sudah pergi dari Gedung Putih.
Rouhani menyatakan, kini keputusan ada di tangan Presiden AS yang baru, Joe Biden, untuk kembali berdialog terkait perjanjian nuklir.
Biden yang dilantik pada Rabu (20/1/2021) mengisyaratkan, dia siap untuk membuka perundingan dengan respublik Islam itu.
Baca juga: AS Kirim Pengebom B-52 ke Timur Tengah, Iran Beri Kritik Pedas
"Sebuah era tiran telah berakhir hari ini (Rabu). Berakhir juga pemerintahannya yang mengerikan," ujar Rouhani yang disiarkan televisi.
Rouhani melabeli Trump sebagai sosok yang tidak menghasilkan apa-apa selama empat tahun pemerintahannya, kecuali ketidakdilan dan korupsi.
Selain itu, Rouhani juga menyebut sosok mantan presiden 74 tahun itu hanya membuat masalah baik bagi AS maupun dunia.
Selama 2017-2021, Trump menetapkan "tekanan maksimum" kepada Iran, dimulai dengan keluar dari perjanjian nuklir 2015.
Pemerintahannya menghujani Teheran dengan serangkaian sanksi yang menargetkan penjualan minyak dan perbankan, membuat ekonomi negara itu alami resesi.
Perjanjian nuklir 2015, diteken ketika Biden menjadi wakil Barack Obama, menetapkan aktivitas nuklir Iran sebagai imbalan pengurangan sanksi.
Baca juga: Perancis Tuduh Iran Kembangkan Senjata Nuklir, Ini Jawaban Teheran
Sejak 2019, negara itu mulai menanggalkan sejumlah kesepakatan sebagai balasan atas penarikan sepihak Washington.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan