Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anwar Ibrahim Minta Raja Malaysia Batalkan Status Darurat, Klaim Raih Mayoritas

Kompas.com - 21/01/2021, 11:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim menyatakan, dia mendapat dukungan mayoritas supaya Raja Malaysia membatalkan status darurat negara.

Dalam konferensi pers virtual, Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) itu mengaku sudah mengirim surat ke Istana pada Selasa (19/1/2021).

Dalam suratnya, Anwar meminta Sultan Abdullah Ahmad Shah menggelar sesi khusus membahas wabah Covid-19 yang nyaris membuat sistem kesehatan mereka kolaps.

Baca juga: Mahathir kepada Anwar Ibrahim: Saya Tak Percaya Lagi Padanya

"Jumlah anggota parlemen yang menuliskan surat kepada Raja Malaysia sudah mencapai mayoritas," klaim Anwar Ibrahim.

Dia menuturkan mereka tidak melakukan protes, melainkan meminta kebijaksanaan Sultan Abdullah meninjau lagi status darurat itu.

Pada 11 Januari, penguasa Pahang itu menyetujui permintaan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin karena kasus hariannya hampir mencapai 3.000.

Kritik pun berembus, di mana Movement Control Order (MCO) yang dimulai pada 13 Januari dianggap bisa menekan penyebarannya seperti tahun lalu.

Dilansir Straits Times Rabu (20/1/2021), mereka menuding Muhyiddin berusaha memertahankan kekuasaannya lewat status darurat.

Apalagi, dia baru saja kehilangan status darurat karena dua politisi Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) mencabut dukungan.

Baca juga: Gagal Gulingkan PM Malaysia Muhyiddin, Posisi Anwar Ibrahim Goyah

Kini, aliansi Perikatan Nasional yang menguasai Malaysia hanya berisikan 109 dari total 222 anggota parlemen.

Anwar menyatakan, dia yakin alasan sebenarnya status itu diberlakukan karena pemerintahannya saat ini tengah goyah.

"Posisinya sudah tidak aman. Dia kehilangan dukungan mayoritas. Keputusan menggelar sesi darurat bukti oposisi mendapat dukungan terbesar," tegasnya.

Pengumuman Darurat mengisyaratkan, pemerintah federal maupun negara bagian saat ini masih terus berkuasa hingga 1 Agustus.

Baca juga: Anwar Ibrahim Minta Satu Minggu Lagi untuk Buktikan Suara Mayoritas

Anwar Ibrahim menjelaskan, keberadaan parlemen diperlukan untuk mengimbangi kekuasaan pemerintah yang disebutnya absolut itu.

Karena itu, dia menekankan oposisi juga akan mengajukan gugatan supaya parlemen kembali diizinkan untuk bersidang.

Dia mengeklaim permintaan kepada Raja Malaysia tidak saja datang dari oposisi. Namun juga anggota parlemen yang kini juga duduk di pemerintahan.

"Ini menunjukkan kesiapan kami untuk bekerja sama membentuk pemerintahan stabil demi kepentingan publik, dan menepikan agenda politik.

Baca juga: Mahathir: Anwar Ibrahim Bakal Jadi PM Malaysia jika Pakatan Harapan Mendukung Saya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com