MELBOURNE, KOMPAS.com - Saat tahun ajaran baru dimulai di awal tahun 2020 lalu, Tasha Herjanto tidak pernah berpikir jika ia akan bersekolah dari rumah.
Saat itu ia duduk di kelas 11 dan salah satu mata pelajaran yang diambilnya adalah kelas Bahasa Indonesia di Victorian School of Languages (VSL).
Akan tetapi, beberapa bulan kemudian Melbourne membelakukan lockdown untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan terpaksa kelas dilakukan secara online.
Baca juga: Australia Batal Bunuh Joe, Merpati yang Sempat Diduga Terbang dari AS
"Terus terang lockdown-nya sangat sulit bagi saya, karena saya kehilangan semua motivasi," ujarnya kepada Mariah Papadopoulos, wartawan ABC Indonesia di Melbourne.
"Biasanya di kelas VSL saya bertemu (murid lain) dan kita bisa berlatih dengan semua teman sekelas, tetapi waktu kelas online mulai, saya benar-benar tidak bisa fokus," katanya.
"Menurut saya, belajar bahasa asing sangat menarik... itu sebabnya saya melanjutkan belajar bahasa Indonesia," katanya soal apa yang membuatnya termotivasi.
"(Saya) sudah belajar bahasa China dan bahasa Perancis, tapi saya beralih ke bahasa Indonesia di VSL."
Tasha juga didorong oleh keinginannya untuk mengenal budaya asalnya.
"Saya berkesempatan belajar lebih banyak tentang latar belakang budaya saya sendiri ... Orang tua saya orang Indonesia, tapi saya lahir di sini (Australia), saya tidak pernah tinggal (secara permanen) di Indonesia."
Upayanya berbuah hasil, Tasha mendapat nilai 50, salah satu skor tertinggi.
Baca juga: Merpati yang Akan Dibunuh Australia Gelang Kakinya Palsu, Belum Pasti dari AS
Pencapaian ini berarti ia menduduki peringkat pertama di seluruh kelompok siswa yang belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dalam program sertifikasi Victorian Certificate of Education (VCE).
Yi Lin Chan, adalah siswa lain asal Melbourne yang juga belajar bahasa Indonesia di VSL secara online.
Yi Lin, yang mendapat nilai akhir 47, terinspirasi belajar bahasa Indonesia, setelah kakaknya memilih mata pelajaran Bahasa Indonesia di VCE.
Keluarganya berasal dari Malaysia dan mereka biasanya pulang kampung setiap tahun, tapi Yi Lin mengatakan ia juga ingin mampir ke Indonesia di masa mendatang.