Dengan tujuan untuk mengidentifikasi individu yang dihukum atas kejahatan yang dilakukan ketika mereka masih anak-anak, menurut salinan surat yang dilihat oleh Reuters.
Salah satu penandatangan, Wakil Demokratik Tom Malinowski, mengatakan kepada Reuters pada Desember bahwa jika kerajaan akan menindaklanjuti eksekusi pelaku remaja, "akan semakin sulit bagi Arab Saudi untuk kembali ke menjalin hubungan yang diinginkannya dengan Amerika Serikat."
Dia menambahkan bahwa Biden akan melihat kebijakan hak asasi manusia kerajaan "sangat berbeda dengan Trump".
Pejabat Biden menolak berkomentar terkait hal itu, tetapi merujuk ke pernyataan yang mengatakan pemerintahan baru akan menilai kembali hubungan AS dengan Arab Saudi.
Baca juga: Arab Saudi Klaim Cegat 3 Drone Milik Kelompok Houthi
Ali al-Nimr dan Dawood al-Marhoun berusia 17 tahun ketika mereka ditahan pada 2012 atas tuduhan terkait partisipasi dalam protes yang meluas di Provinsi Timur yang mayoritas penduduknya Syiah.
Ada juga Abdullah al-Zaher yang saat itu ditangkap berusia 15 tahun.
Ketiganya termasuk di antara 5 pelaku remaja yang hukuman matinya belum dicabut.
Mereka dijatuhi hukuman mati dengan pemenggalan kepala oleh Pengadilan Kriminal Khusus, meskipun jaksa penuntut umum memerintahkan peninjauan kembali hukuman mereka pada Agustus.
CIC mengatakan keputusan kerajaan akan diterapkan pada kasus mereka.
Pengacara mereka tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Pada 2018, setelah menduduki jabatannya dalam kudeta istana yang menggulingkan putra mahkota sebelumnya, MBS berjanji untuk meminimalkan penggunaan hukuman mati sebagai bagian dari reformasi sosial yang meluas.
Namun pada 2019, tercatat sebanyak 185 orang dieksekusi, menurut kelompok hak asasi manusia.
Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi angka tersebut. CIC tidak berkomentar ketika ditanya apakah angka ini akurat.
Dalam siaran pers pada Senin (18/1/2021), HRC mengatakan Arab Saudi telah mengurangi jumlah eksekusi hingga 85 persen pada 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Baca juga: Yunani-Arab Saudi Gelar Latihan Militer Gabungan, Turki Khawatir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.