Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intelijen AS Sebut Peneliti Lab Wuhan Alami Gejala Covid-19 di Musim Gugur 2019

Kompas.com - 18/01/2021, 18:21 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Intelijen AS menyatakan, peneliti di laboratorium Wuhan, China, sudah mengalami gejala Covid-19 pada musim gugur 2019.

Klaim itu berarti para ilmuwan sudah mengalami virus corona jenis baru beberapa bulan sebelum kasus pertama diumumkan.

Kementerian Luar Negeri dalam pernyataannya menuding Partai Komunis China (CCP) "begitu terobsesi akan kerahasiaan dan pengaturan".

Baca juga: WHO: Penyelidikan Asal-usul Covid-19 di Wuhan Bukan untuk Salahkan China

Washington mengeklaim, Institut Virologi Wuhan sudah bereksperimen dengan genetik virus yang sama dengan virus corona jenis baru.

Kota di Provinsi Hubei itu mencatatkan kasus pertama Covid-19, dan diyakini virus itu pertama menyebar di Pasar Seafood Huanan.

Sementara banyak peneliti yakin virus itu menular secara alami dari hewan ke manusia, ada juga teori bahwa wabah itu bocor dari lab.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump begitu gencar mengritik China, sejak wabah Covid-19 pertama beredar pada awal 2020.

Berdasarkan keterangan Washington, peneliti di lab itu meneliti RaTG13, virus corona pada kelelawar yang menjadi sampel terdekat SARS-Cov-2.

Dilaporkan Sky News Minggu (17/1/2021), peneliti bereksperimen pada kondisi yang meningkatkan potensi risiko terpapar.

Baca juga: WHO: Penyelidikan Asal-usul Virus Corona Bukan untuk Cari Salah Siapa

Dalam dokumen intelijen itu, disebutkan sejumlah ilmuwan mulai mengalami gejala mirip dengan Covid-19, selain penyakit musiman lainnya.

Meski begitu, dokumen itu tidak menyajikan keterangan kapan, bagaimana, dan di mana virus itu menular ke manusia.

Pernyataan itu menekankan, mereka belum menentukan apakah pandemi itu terjadi karena ada kontak dengan hewan terinfeksi, atau bocor dari laboratorium.

"Virus itu mungkin muncul secara alami dari kontak manusia dengan hewan terinfeksi, dan menyebar dengan pola sejalan dengan pandemi," jelas AS.

Pernyataan itu juga mengajukan pendapat alternatif, di mana wabah itu bocor dari lab Wuhan dan menyangkut sejumlah individu tak bergejala.

Baca juga: Akhirnya, Ilmuwan WHO yang Selidiki Asal-usul Covid-19 Diizinkan Masuk China

Laboratorium itu membantah laporan tersebut, dengan Beijing juga menekankan SARS-Cov-2 mungkin berasal dari negara lain.

Negara adidaya itu dituding sudah menutupi angka sebenarnya, dan menunda informasi penting seperti bagaimana cara virus itu menyebar.

Beijing juga dituduh membungkam sejumlah dokter yang membagikan kabar penyakit pernapasan baru pada awal pandemi.

Sebuah tim dikirim Badan Kesehatan Dunia (WHO) ke China, dan bertugas menginvestigasi asal usul virus corona.

Baca juga: Dirjen WHO Sangat Kecewa, Tim Ahli yang Bertugas Selidiki Asal-usul Covid-19 Belum Dapat Izin Masuk China

Meski, terdapat kekhawatiran bahwa tim berisi pakar internasional itu terpaksa tunduk oleh pengaruh pemerintah China.

Juru bicara WHO Tarik Jasarevic menerangkan, tim mereka akan mengamati berbagai aspek pada awal kunjungan.

Saat ditanya apakah akan menyelidiki teori virus bocor dari lab Wuhan, Jasarevic berujar mereka akan "mengikuti ke mana sains membawa mereka".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com