Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Republik Serukan Persatuan meski Enggan Akui Biden Menang secara Adil

Kompas.com - 18/01/2021, 11:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sayangnya, sejauh ini Trump dan sekutunya menolak melakukan itu. Dalam komentar mereka tentang pemilihan, anggota Kongres dari Partai Republik mengelak, dan menuduh Demokrat memecah belah.

"Saya benar-benar yakin upaya Anda mendorong (pemakzulan) akan semakin memecah belah negara kita, semakin jauh kerusuhan dan mungkin memicu lebih banyak kekerasan," kata Anggota DPR Republikan, Debbie Lesko.

Dia memilih untuk tidak menyetujui hasil pemilu. Tolong, mari kita lanjutkan dan sembuhkan negara ini, katanya pada Selasa (12/1/2021).

Dalam penampilan di Fox News pada Minggu (17/1/2021), Senator Republik Lindsey Graham masih berbicara tentang "ketidakteraturan" dalam pemungutan suara tidak langsung dan mengecam pemakzulan sebagai pemecah belah.

Graham menuding Ketua DPR AS Nancy Pelosi yang harus disalahkan atas penyerbuan Gedung Capitol. “Tugasnya adalah menyediakan keamanan Capitol. Kita akan membahasnya," katanya.

Pernyataan itu mendapat teguran keras dari pihak Pelosi. Kepala staf Pelosi, Drew Hammill dalam unggahan di Twitter menanggapi dengan "Dia hanya perlu melihat ke cermin jika dia ingin mulai menyalahkan orang lain."

Baca juga: Sejumlah Perusahaan Besar Tarik Bantuan Dana Politik Partai Republik, Buntut Aksi Kekerasan di Gedung Capitol

Hammill mengutip saran berulang Graham bahwa ada kecurangan dalam pemilihan. Namun Graham akhirnya mendukung sertifikasi hasil pemilihan electoral college pada 6 Januari.

Ted Cruz, Senator Republik lainnya yang paling vokal mendukung klaim penipuan Trump, mengeluarkan pernyataan bersama dengan setengah lusin senator Partai Republik lainnya pada 2 Januari.

Dia menuduh "tuduhan penipuan pemilih, pelanggaran dan lemahnya penegakan hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan penyimpangan pemberian suara lainnya.

Pada 6 Januari, beberapa jam setelah pemberontakan yang memaksa anggota parlemen melarikan diri, Cruz memilih untuk tidak menyetujui hasil tersebut. Dia kemudian berpendapat, bahwa inilah waktunya untuk persatuan pada hari berikutnya.

“Kita harus berdiri berdampingan sebagai orang Amerika,” kata Cruz. Dia terus mempertahankan keberatannya sebagai “hal yang benar untuk dilakukan” dan menyiratkan ada kesalahan dalam pemilu 2020.

Pihak Cruz pada Minggu (17/1/2021) mengonfirmasi bahwa senator tersebut berencana menghadiri pelantikan Biden.

Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy, Sekutu Trump lainnya, telah mengakui kemenangan Biden, tetapi tidak secara terang-terangan. Sikap ini disebut telah memberikan dukungan atas gagasan palsu bahwa ada kecurangan pemilu yang perlu diselidiki.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com