Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Perusahaan Besar Tarik Bantuan Dana Politik Partai Republik, Buntut Aksi Kekerasan di Gedung Capitol

Kompas.com - 12/01/2021, 14:38 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Partai Republik dihadapkan dengan reaksi keras sejumlah perusahaan besar, buntut dari peristiwa kekerasan di Washington yang menargetkan Gedung Capitol pada Rabu (6/1/2021).

Melansir BBC pada Selasa (12/1/2021), ada sekitar puluhan perusahan besar AS mengatakan bahwa mereka akan memutus kontribusi dalam kampanye politik Partai Republik yang memilih menentang kemenangan Joe Biden.

Perusahaan mengancam menarik bantuan dana politik, meliputi raksasa hotel Marriott, Citibank, dan perusahaan teknologi besar sekelas Google, dan banyak lagi daftarnya yang masih terus berkembang.

Baca juga: Tokoh Senior Partai Republik: Trump Berhak 100 Persen Menantang Hasil Pilpres AS

Sebagian perusahaan donatur sedangkan memikirkan kembali strategi keterlibatannya dalam partai Trump, setelah para pendukungnya menerobos masuk Gedung Capitol untuk menghentikan sertifikasi presiden terpilih Joe Biden, yang akibatnya 5 orang tewas.

Perusahaan donatur sering kali menggelontorkan uangnya secara besar-besaran kepada kedua belah partai Amerika.

Namun, sekarang tampaknya banyak dari mereka yang mempertimbangkan aliran dananya untuk Partai Republik.

Baca juga: Trump dan Partai Republik Tolak Proses Transisi ke Biden

Bisnis raksasa akuntansi Deloitte, perusahaan telekomunikasi AT&T, dan perusahaan kartu kredit American Express dan Mastercard, semua mengatakan akan menahan uang mereka.

"Kami akan terus menegakkan kebijakan komunitas kami dengan memblokir pihak dari kelompok kekerasan, ketika kami mengetahui keterlibatan tersebut," kata perusahaan Airbnb.

Sejumlah perusahaan tersebut bersumpah untuk "memperbarui kerangka kerjanya dan menahan dukungan kepada mereka yang memberikan suara menentang sertifikasi hasil pemilihan presiden”.

Produsen kartu ucapan Hallmark, yang merupakan perusahaan besar di Kansas telah menuntut pengembalian dana dari dua senator Republik negara bagian yang menentang hasil pemilu AS 2020.

Baca juga: Tolak Tuduhan Trump dalam Pemilu, Anggota Partai Republik Ini Dapat Ancaman Pembunuhan

Perusahaan raksasa kimia Dow melangkah lebih jauh dari banyak perusahaan, dengan mengumumkan akan menahan sumbangan dana untuk seluruh masa jabatan anggota parlemen Republikan, hingga 6 tahun.

Sedangkan, penangguhan dari perusahaan General Elektrik akan diberikan hingga 2022.

Setelah itu, dewan karyawan yang mengawasi komite aksi politiknya akan mempertimbangkan permintaan dukungan untuk anggota parlemen yang menentang sertifikasi "berdasarkan kasus per kasus".

Raksasa teknologi Amazon, Facebook, Google, Microsoft, dan Verizon bergabung dengan bank JPMorgan Chase dan Goldman Sachs untuk sementara menangguhkan semua bantuan dana politik.

Baca juga: 140 Anggota Partai Republik Bersiap Batalkan Sertifikasi Joe Biden

Begitu pula jaringan Hilton Hotels, perusahaan jasa keuangan Charles Schwab, dan konglomerat manufaktur 3M.

Belum jelas spesifik dampak dari keputusan tersebut.

Kegiatan penggalangan dana saat ini sedang dalam masa jeda setelah pemilu, memberikan waktu bagi para pengusaha dan kelompok perdagangan untuk mencari tahu pendekatan mereka ke Partai Republik.

Baca juga: Para Pemimpin Partai Republik Marah, Berbalik Meminta Trump Segera Disingkirkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com