WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para pendukung setia Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Kongres ramai-ramai menyerukan persatuan, nyaris dua minggu setelah massa pro-Trump mengamuk di Gedung Capitol.
"Apa yang terjadi di Capitol pada 6 Januari sangat salah," kata Anggota DPR Jim Jordan selama pertemuan komite virtual tentang tuntutan Demokrat agar Trump dicopot dari jabatannya, melansir The Washington Post pada Senin (18/1/2021).
Dia mengatakan, sekarang adalah waktunya untuk menyembuhkan negara. Jadi menurut Jordan, itu berarti mengizinkan presiden untuk menyelesaikan masa jabatannya.
Namun, politisi Demokrat Jim McGovern mempertanyakan pernyataan itu. Dia menuding Jordan dan lebih dari 140 Republikan lainnya turut mengobarkan teori konspirasi palsu yang didorong oleh Trump.
Hal itulah yang memotivasi para perusuh Gedung Capitol. Mereka meyakini pemilu entah bagaimana telah dicuri dan menolak sertifikasi hasil electoral college.
“Kita semua menginginkan kesembuhan. Tetapi untuk mendapatkan kesembuhan, kita membutuhkan kebenaran. Kita membutuhkan pertanggungjawaban,” kata McGovern.
Dia kembali menuntut politisi partai Republik mengakui bahwa Joe Biden menang dengan adil dan jujur, dan pemilihan itu tidak dicurangi atau dicuri.
Akan tetapi, pertanyaan McGovern disambut dengan hening selama 17 detik sebelum Jordan mengatakan, Biden memang akan dilantik sebagai presiden, pertanyaan yang jelas bertentangan denagn penolakan kemenangan Biden selama ini.
Baca juga: Pemimpin Mayoritas Senat Minta Politisi Republik Pakai “Hati Nurani” Saat Putuskan Pemakzulan Trump
Ketika Biden bersiap untuk dilantik ke kantor dikelilingi oleh lebih dari 20.000 pasukan Garda Nasional melindungi pelantikan dari salah satu ancaman terorisme domestik paling parah dalam sejarah AS.
Demokrat dan kritikus Trump lainnya mendorong Partai Republik untuk meninggalkan kebohongan partai.
Pertanyaan soal legitimasi pilpres 2020 disebut telah menginspirasi penyerangan Gedung Capitol dan memotivasi banyak pendukung Trump bersumpah untuk angkat senjata lagi.
Sejauh ini, upaya tersebut sebagian besar tidak membuahkan hasil. Bahkan banyak perusahaan AS mengancam untuk menahan sumbangan kepada anggota parlemen yang keberatan dengan hasil pemilu.
Perusahaan media sosial juga membatalkan sejumlah akun, termasuk Trump. Mereka dituduh menyebarkan teori konspirasi palsu. Sebagian besar dari Partai Republik yang terpilih terus mengikuti jejak Trump menolak untuk mengakui kemenangan Biden sah dan adil.
"Donald Trump menghasut kekerasan dari basisnya untuk menyakiti orang karena dia membuat mereka percaya pada Kebohongan Besar bahwa dia menang telak," kata politisi Partai Demokrat Ted Lieu dalam unggahan di Twitter pada Sabtu (17/1/2021).
"Yang harus dilakukan Trump untuk mencegah kekerasan politik lebih lanjut adalah dengan mengatakan satu kalimat: Pemilu Tidak Dicuri.”
Baca juga: Trump Akhirnya Dimakzulkan dengan Dukungan 10 Politisi Partai Republik
Sayangnya, sejauh ini Trump dan sekutunya menolak melakukan itu. Dalam komentar mereka tentang pemilihan, anggota Kongres dari Partai Republik mengelak, dan menuduh Demokrat memecah belah.
"Saya benar-benar yakin upaya Anda mendorong (pemakzulan) akan semakin memecah belah negara kita, semakin jauh kerusuhan dan mungkin memicu lebih banyak kekerasan," kata Anggota DPR Republikan, Debbie Lesko.
Dia memilih untuk tidak menyetujui hasil pemilu. Tolong, mari kita lanjutkan dan sembuhkan negara ini, katanya pada Selasa (12/1/2021).
Dalam penampilan di Fox News pada Minggu (17/1/2021), Senator Republik Lindsey Graham masih berbicara tentang "ketidakteraturan" dalam pemungutan suara tidak langsung dan mengecam pemakzulan sebagai pemecah belah.
Graham menuding Ketua DPR AS Nancy Pelosi yang harus disalahkan atas penyerbuan Gedung Capitol. “Tugasnya adalah menyediakan keamanan Capitol. Kita akan membahasnya," katanya.
Pernyataan itu mendapat teguran keras dari pihak Pelosi. Kepala staf Pelosi, Drew Hammill dalam unggahan di Twitter menanggapi dengan "Dia hanya perlu melihat ke cermin jika dia ingin mulai menyalahkan orang lain."
Hammill mengutip saran berulang Graham bahwa ada kecurangan dalam pemilihan. Namun Graham akhirnya mendukung sertifikasi hasil pemilihan electoral college pada 6 Januari.
Ted Cruz, Senator Republik lainnya yang paling vokal mendukung klaim penipuan Trump, mengeluarkan pernyataan bersama dengan setengah lusin senator Partai Republik lainnya pada 2 Januari.
Dia menuduh "tuduhan penipuan pemilih, pelanggaran dan lemahnya penegakan hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan penyimpangan pemberian suara lainnya.
Pada 6 Januari, beberapa jam setelah pemberontakan yang memaksa anggota parlemen melarikan diri, Cruz memilih untuk tidak menyetujui hasil tersebut. Dia kemudian berpendapat, bahwa inilah waktunya untuk persatuan pada hari berikutnya.
“Kita harus berdiri berdampingan sebagai orang Amerika,” kata Cruz. Dia terus mempertahankan keberatannya sebagai “hal yang benar untuk dilakukan” dan menyiratkan ada kesalahan dalam pemilu 2020.
Pihak Cruz pada Minggu (17/1/2021) mengonfirmasi bahwa senator tersebut berencana menghadiri pelantikan Biden.
Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy, Sekutu Trump lainnya, telah mengakui kemenangan Biden, tetapi tidak secara terang-terangan. Sikap ini disebut telah memberikan dukungan atas gagasan palsu bahwa ada kecurangan pemilu yang perlu diselidiki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.