Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Trump, Ada 3 Presiden AS yang Pernah Dimakzulkan

Kompas.com - 14/01/2021, 16:37 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump menjadi presiden pertama dalam sejarah yang dimakzulkan dua kali oleh DPR AS.

Trump menambah catatan sejarah 3 presiden Amerika Serikat yang pernah dimakzulkan.

Berikut nasib presiden sebelumnya yang mengalami pemakzulan, seperti yang dilansir dari BBC pada Kamis (14/1/2021):

Baca juga: DPR AS Rencanakan Pemakzulan Kedua Trump pada Rabu Pekan Ini

1. Andrew Johnson

Dalam bayang-bayang Perang Saudara, Presiden Andrew Johnson yang seorang demokrat terus-menerus berdebat dengan Kongres yang dikuasai Partai Republik.

Bagaimana membangun kembali AS yang kalah di Selatan, menjadi bahasan perdebatan kala itu.

Para "Republik Radikal" pada periode itu mendorong pembuatan undang-undang untuk menghukum mantan pemimpin Konfederasi dan melindungi hak-hak budak itu.

Johnson menggunakan hak veto presidennya untuk memblokir upaya Republik di setiap kesempatan.

Pada Maret, Kongres mengesahkan Tenure of Office Act, yang dibuat untuk membatasi ketat kemampuan presiden dalam memecat anggota kabinetnya tanpa persetujuan dari Senat.

Sebagai pembangkangan, Johnson menangguhkan anggota kabinet dan saingan politiknya, Edwin Stanton, saat Kongres sedang "istirahat".

Jika yang terjadi hari ini di AS tampak seperti banyak sandiwara politik, itu sesuai dengan tradisi pemakzulan.

Stanton menanggapi pemecatannya dengan mengunci diri di kantornya dan menolak untuk pergi.

Pencopotan Stanton mendorong Partai Republik bergegas untuk menyusun 11 pasal pemakzulan.

Setelah mengumpulkan suara dari kedua partai, pasal tersebut diajukan ke Senat dan pria yang tidak penah mengenyam pendidikan formal tesebut disidang.

Hanya kurang satu suara untuk memakzulkannya, akhirnya ia dibebaskan.

Menurut beberapa sumber, presiden ke-17 itu menangis mendengar berita itu dan bersumpah akan mengabdikan dirinya untuk memulihan reputasinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com