Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS untuk Pertama Kalinya Eksekusi Wanita Terpidana Mati Sejak 1953

Kompas.com - 13/01/2021, 20:10 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Sky News

"Pemerintah tidak berhenti dalam semangatnya membunuh wanita yang hancur dan pengidap delusi ini. Ekseusi Lisa Montgomery jauh dai keadilan," lanjutnya.

Baca juga: Bunuh WNI di Singapura, Pria Bangladesh Dijatuhi Hukuman Mati

Montgomery adalah yang pertama dari tiga narapidana federal terakhir yang dijadwalkan diekseusi, sebelum pelantikan presiden terpilih Joe Biden pada pekan depan.

Sementara sejauh ini, dikabarkan bahwa pemerintahan Joe Biden diperkirakan akan menghentikan hukuman mati federal.

Namun, hakim federal untuk Distrik Kolombia telah menghentikan eksekusi yang dijadwalkan akhir pekan ini terhadap Corey Johnson dan Dustin Higgs dalam sebuah keputusan pada Selasa (12/1/2021).

Johnson, dihukum karena membunuh 7 orang terkait dengan perdagangan narkoba di Virginia.

Sedangkan, Higgs dihukum karena memerintahkan pembunuhan 3 wanita di Maryland, keduanya dinyatakan positif Covid-19 pada bulan lalu.

Baca juga: Seorang Pria Culik, Perkosa, dan Bunuh Gadis 6 Tahun Etnis Minoritas Myanmar, Dituntut Hukuman Mati

Tim hukum Montgomery berpendapat dia menderita "penyiksaan seksual", termasuk pemerkosaan berkelompok, sebagai seorang anak, yang secara permanen melukai dirinya secara emosional dan memperburuk masalah kesehatan mental yang ada dalam keluarganya.

Di persidangannya, jaksa penuntut menuduhnya memalsukan penyakit mental.

Ia dituduh melakukan pembunuhan terhadap Stinnett secara terencana dan cermat, dengan melakukan riset online tentang bagaiman melakukan operasi caesar.

Eksekusi itu dikritik habis-habisan oleh Sister Helen Prejean, aktivis anti hukuman mati dan penulis Dead Man Walking.

Dalam serangkaian tweet, dia mengutuk "keinginan administrasi Trump, terburu-buru tidak bermoral untuk mengeksekusi sebanyak mungkin orang".

Baca juga: Divonis Hukuman Mati, Pembunuh Berantai Pakai APD Lengkap Saat Sidang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com