Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

432 Tahun Lalu Italia Juga Lockdown dan Social Distancing, Ini Kisahnya...

Kompas.com - 12/01/2021, 21:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Dan seperti yang terjadi saat ini, pelanggaran terhadap pembatasan ini dulu juga kerap terjadi.

"Selama satu tahun dari musim panas 1630 hingga musim panas 1631, saya menemukan sekitar 550 kasus hukum terkait berbagai pelanggaran aturan kesehatan masyarakat," kata Henderson.

Selama periode waktu itu, Alghero tidak dalam karantina wilayah secara penuh, tapi setiap orang diharapkan mengisolasi diri selama 40 hari jika anggota rumah tangga mereka dicurigai menderita wabah dan dibawa ke rumah sakit.

Dari sinilah terminologi "karantina" berasal, yaitu "quaranta giorni" yang dalam bahasa Italia berarti "40 hari".

Baca juga: Italia Kembali Catatkan Jumlah Kematian Tertinggi di Eropa

"Warga kota jelas tidak sabar," kata Henderson. Pada masa sebelum penemuan ponsel pintar, layanan hiburan streaming, atau bahkan era penjualan buku yang terjangkau, orang-orang berinovasi untuk mengatasi kebosanan saat terkurung di rumah.

"Perkara di pengadilan memberikan laporan yang sangat rinci tentang reaksi yang orang-orang alami pada saat karantina wilayah," ujar Henderson.

Kadang-kadang seseorang bisa dikatakan hanya tidak beruntung. Dalam satu contoh, seorang perempuan bergegas keluar dari pintu depan untuk mengejar ayamnya, yang berusaha kabur ke jalan.

"Saat perempuan itu lari kembali ke rumahnya, seorang anggota Dewan Kesehatan datang dan menangkapnya karena melanggar peraturan wabah," kata Henderson.

Perempuan itu dibawa ke penjara, tapi segera dibebaskan oleh hakim yang simpatik, yang menjelaskan bahwa pelanggaran itu sangat ringan.

Pada perkara lain, seorang perempuan mengirim sebuah keranjang kepada putranya yang tinggal di lantai bawah rumah. Keranjang itu berisi sepasang kaus kaki yang perlu diperbaiki. Setelahnya, sang ibu kembali menarik keranjang itu.

"Kemudian seorang petugas Dewan Kesehatan datang. Setelah melihat apa yang perempuan itu lakukan, dia membawanya ke penjara," kata Henderson.

Tapi ada pula kasus di mana seseorang memiliki kesalahan yang lebih berat.

"Beberapa orang memanjat atap di rumah-rumah bertingkat yang berdekatan. Mereka bertemu teman-teman untuk bermain gitar dan minum bersama," ujar Henderson.

"Sekali lagi, terjadi pelanggaran oleh orang yang berbaur dengan orang-orang dari rumah tangga yang berbeda," kata dia.

Baca juga: Rumah Legenda Timnas Italia Paolo Rossi Dibobol Maling Saat Pemakamannya

Jarak fisik

Aturan selanjutnya adalah batas jarak sosial sejauh 1,8 meter. Sebagaimana diterjemahkan oleh tim peneliti yang dipimpin Benedictow, Angelerio mengharuskan orang-orang yang diizinkan keluar rumah untuk membawa tongkat sepanjang enam kaki.

"Setiap orang wajib menjaga jarak ini satu sama lain," begitu aturan Angelerio.

Angelerio benar-benar menyebut dirinya sebagai ahli jarak sosial. Tidak ada pakar yang pernah mendengar ketentuan ini terjadi di tempat lain.

Namun pada awal pandemi Covid-19, banyak negara di seluruh dunia mengadopsi kebijakan yang sangat mirip, yaitu menganjurkan orang-orang terpisah sejauh dua meter (6,6 kaki).

Di banyak tempat, seperti Inggris, Perancis, Singapura, Korea Selatan, dan Jerman, jarak minimum antara orang itu dikurangi menjadi satu atau satu setengah meter.

Bagaimanapun, ternyata ketentuan pada abad ke-16 itu mungkin benar dalam sudut pandang ilmu pengetahuan.

Sebuah penelitian memperkirakan, dibandingkan aturan jaga jarak sejauh dua meter, risiko penularan Covid-19 lebih tinggi 2-10 kali lipat pada jarak satu meter.

Angelerio pun menerapkan metode lainnya. Dia menetapkan bahwa pagar besar harus dipasang di etalase toko yang menjual makanan.

Dia juga menganjurkan agar setiap umat Katolik harus berhati-hati saat berjabat tangan pada seremoni misa.

Baca juga: Eksperimen Penerbangan Bebas Karantina AS-Italia Sukses Dilakukan

Saat ini banyak negara mengharuskan warga mereka untuk saling menjaga jarak minimal dua meter, serupa dengan ketentuan yang diberlakukan di Sardina pada abad ke-16.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Saat ini banyak negara mengharuskan warga mereka untuk saling menjaga jarak minimal dua meter, serupa dengan ketentuan yang diberlakukan di Sardina pada abad ke-16.
"Menurut saya, dibandingkan banyak dokter lain pada masanya, Angelerio lebih berorientasi pada tujuan, sehubungan dengan upaya penanganan pandemi yang ingin dia terapkan," kata Benedictow.

"Saya pikir ini berkaitan dengan pemahaman Angelerio soal seberapa ketat dan seberapa dini penanganan pandemi itu," ujarnya.

Mencuci belanjaan Renaisans secara populer dikenang sebagai era keemasan filsafat klasik, sastra, dan terutama seni, ketika Michelangelo, Donatello, Raphael, dan Leonardo da Vinci mengubah bidang yang mereka tekuni dengan kejeniusan mereka.

Namun era itu juga memicu lompatan besar kita dalam memahami ilmu pengetahuan.

Era ini adalah saat fisikawan Nicholas Copernicus menemukan fakta bahwa Bumi berputar mengelilingi Matahari, bukan sebaliknya. Juga saat da Vinci menyusun rencana untuk membuat parasut, helikopter, kendaraan lapis baja, dan robot.

Kemudian sekitar tahun 1500, sejumlah pemikir terkemuka membangun gagasan bahwa sejumlah penyakit disebabkan oleh "udara buruk".

Mereka menyatukannya dengan kemungkinan-kemungkinan lain bahwa seseorang bisa jatuh sakit karena menyentuh benda yang telah terkontaminasi racun.

"Saya melihat hubungan antara perkembangan yang terjadi selama Renaisans dan kemampuan orang-orang di abad ke-16 untuk memahami lebih banyak hal terkait penyebaran penyakit," kata Benedictow.

"Angelerio mengerti bahwa penyakit itu tersebar melalui kontak dan koneksi," ujarnya.

Baca juga: Bertengkar dengan Istri, Pria Italia Berjalan Setara Jakarta-Kendal

Salah satu contohnya adalah ketentuan Angelerio agar pemilik rumah harus mendisinfeksi, mengapuri, membuat ventilasi, dan menyirami kediaman mereka.

Angelerio menjelaskan, benda apa pun yang tidak terlalu berharga harus dibakar. Adapun furnitur yang mahal bisa dicuci, diangin-anginkan, atau didesinfeksi di dalam pemanggang.

Pada saat itu, mendisinfeksi barang, terutama yang berasal dari kapal, merupakan hal umum.

"Salah satu hal yang mereka anggap paling berisiko adalah produk tekstil," kata Alex Bamji, sejarawan sosial dan budaya Eropa modern awal di University of Leeds.

"Tapi berbagai macam barang bisa didesinfeksi, termasuk surat," kata Bamji.

Terkadang hal upaya disenfeksi ini meninggalkan jejak yang masih bisa dilihat hingga saat ini.

"Jika asap dan api digunakan untuk mendisinfeksi barang, Anda masih dapat menemukan tanda hangus yang aneh di berbagai tempat," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com