MOSKWA, KOMPAS.com – Sebuah toko shawarma di Moskwa, Rusia, harus ditutup hanya berselang sehari setelah dibuka untuk kali pertama.
Pasalnya, toko tersebut mendapat protes karena menggunakan nama Stalin sebagai nama toko tersebut. Nama toko tersebut adalah Stalin Doner.
Dilansir dari Reuters, toko tersebut juga menampilkan foto mantan Pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin sebagai merknya.
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Joseph Stalin dan Sejarah Kelam Rusia di Genggaman Pemimpin Otoriter
Pemilik Stalin Doner Stanislav Voltman mengatakan kepada Reuters bahwa dia menutup tokonya pada Sabtu (9/1/2021).
“Kami buka penuh sehari tutup dan melayani sekitar 200 pelanggan,” kata Voltman kepada Reuters.
Voltman mengatakan, polisi memaksanya untuk melepaskan gambar Stalin. Setelah itu, dia mendapat “tekanan besar” dari otoritas lokal dan memaksanya untuk menutup tokonya sepenuhnya.
Baca juga: Covid-19, Inggris Siapkan Skenario Stalin jika PM Boris Johnson Meninggal
“Tidak ada alasan hukum (untuk menutup toko),” sambung Voltman.
Penutupan Stalin Doner tersebut menjadi perbincangan para netizen di media sosial.
Beberapa netizen mengutuk penutupan toko tersebut sebagai sesuatu hal yang tidak menyenangkan.
Baca juga: Alat Mata-mata AS untuk Uni Soviet Ini Kini Jadi Pemecah Misteri Ekologi
Stalin memerintah Uni Soviet dengan tangan besi ditandai dengan adanya penindasan massal, kamp kerja paksa, dan kelaparan.
Hampir 700.000 orang dieksekusi selama tragedi yang berdarah yang disebut sebagai Teror Hebat pada 1936 hingga 1938, menurut perkiraan resmi.
Namun demikian, sebagian orang masih menganggap Stalin sebagai seorang pemimpin yang mampu mengalahkan Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.
Baca juga: George Blake, Agen Ganda Perang Dingin Pengkhianat Eropa, Pujaan Uni Soviet
Sehingga, menurut beberapa orang pro-Stalin, dia dianggap penjaga Uni Soviet karena tetap utuh dan tidak jadi dilumat oleh Nazi Jerman.
Mengomentarai penutupan tokonya yang menjadi perbincangan di media sosial, Voltman mengaku memang menginginkan adanya kehebohan tersebut.
“Tapi saya tidak menyangka bahwa semua stasiun televisi, semua reporter, dan blogger akan berkumpul di sini dan mengantre seperti yang mereka lakukan di depan mausoleum Lenin,” imbuh Voltman.
Baca juga: [Cerita Dunia] Mikhail Gorbachev Mundur, Uni Soviet Runtuh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.