Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Minta Pemerintah India Kembalikan Jasad Anak Saya..."

Kompas.com - 08/01/2021, 07:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis


BELLOW, KOMPAS.com - Pada musim dingin di Bellow, wilayah Kashmir yang dikuasai India, Mushtaq Ahmed menyekop tanah.

Dia tampak susah payah menggali untuk kuburan putranya yang tewas di usia remaja. Walau begitu, tak ada 1 jasad pun yang dia kebumikan.

Sekelompok orang yang menyaksikan Ahmed tertegun. Namun Ahmed terus menggali sampai setinggi lututnya. Dia lalu berdiri tegak dan berteriak di hadapan kerumunan yang menontonnya.

"Saya ingin tubuh anak saya," raungnya, "saya minta India mengembalikan jasad anak saya kepada saya.."

Melansir Associated Press (AP), polisi mengatakan pasukan pemerintah India telah menembak mati anak laki-laki Ahmed yang berusia 16 tahun, Athar Mushtaq beserta 2 pemuda lainnya.

Mereka diduga menolak menyerah di pinggir kota Srinagar pada 30 Desember 2020 lalu. India melabel para pemuda itu sebagai "teroris garis keras" yang menentang peraturan India.

Keluarga remaja tersebut bersikeras bahwa mereka bukan militan dan putra mereka telah dibunuh dengan semena-mena. Sejauh ini klaim tersebut masih belum dibuktikan.

Menurut keterangan pihak berwenang, Mushtaq dikubur di daerah terpencil sekitar 115 kilometer dari desanya.

Baca juga: India Boikot CPO Malaysia, Ini 2 Kritik Menohok Mahathir soal Kashmir dan UU Kewarganegaraan

Apa yang terjadi sejauh ini?

Berdasarkan kebijakan tahun 2020, pihak berwenang India mengubur sejumlah "pemberontak" dari Kashmir di kuburan yang tidak ada tandanya, menolak pemakaman keluarga yang layak.

Kebijakan itu meningkatkan sentimen anti-India yang meluas di wilayah Kashmir yang disengketakan.

India telah lama mengandalkan kekuatan militer untuk mempertahankan kendali atas bagian Kashmir yang dikelola mereka.

Di wilayah itu, India telah berperang dua kali dengan Pakistan yang juga mengeklaim daerah pegunungan sebagai wilayah mereka.

Pemberontakan bersenjata sejak 1989 melawan kendali India dan tindakan keras India telah menewaskan puluhan ribu warga sipil, pemberontak dan pasukan pemerintah.

Baca juga: Efek Blokir Internet, Warga Kashmir Dihapus dari WhatsApp

Pada Agustus 2019, India mencabut status semi-otonom Kashmir, mengetatkan jam malam dan memadamkan komunikasi serta menangkap ribuan orang, memicu kemarahan dan kehancuran ekonomi.

Sejak itu, pihak berwenang telah memberlakukan banyak Undang-Undang dan menerapkan kebijakan yang oleh penduduk setempat dan kritikus dianggap sebagai bagian dari proyek kolonialisme India.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com