Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Provinsi di Pakistan Ganti Rugi Kuil Hindu yang Dirusak Massa Mayoritas

Kompas.com - 01/01/2021, 22:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PESHAWAR, KOMPAS.com - Pemerintah provinsi di Pakistan disebut bakal mengganti kerusakan kuil Hindu kuno yang dirusak oleh sekelompok massa mayoritas.

Sekitar 1.500 orang berkumpul pada Rabu (30/12/2020) di kuil yang berlokasi di desa terpencil di timur laut Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Massa itu dilaporkan melancarkan protes keras terhadap proses renovasi yang diberikan terhadap bangunan milik penganut agama Hindu.

Baca juga: Kuil Hindu Kuno Dirusak dan Dibakar, Jadi Sasaran Amukan Mayoritas Massa di Pakistan

Para pengunjuk rasa yang kalap mengambil palu godam dilaporkan untuk menghancurkan dinding kuil sebelum membakar bangunan.

"Kami sangat menyayangkan kerusakan yang ditimbulkan karena serangan itu," kata Kamran Bangash, Menteri Informasi Khyber Pakhtunkhwa.

Bangash menerangkan, menteri utama provinsi sudah memerintahkan agar mereka menggelar rekonstruksi kuil dan memulihkan bangunannya.

Dia menuturkan proses pembangunan kembali bangunan keagamaan bakal dilakukan secepatnya, dengan pemerintah akan menyediakan keamanan.

Sementara pengadilan tinggi di Pakistan disebut sudah mengunstruksikan otoritas untuk melaporkan yang terjadi pada kuil.

Diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok agama minoritas dilaporkan kerap terjadi di Pakistan, seperti dikutip AFP Jumat (1/1/2021).

Baca juga: Polisi Pakistan Tangkap 31 Orang Diduga Terlibat Pembakaran Kuil Kuno Hindu

Kuil yang sempat dihancurkan pada 1997 sebelum dibangun lagi terletak sekitar 160 kilometer dari ibu kota provinsi, Peshawar.

Sementara tidak ada penganut Hindu yang tinggal di area tersebut, peziara acap berkunjung dan memberi penghormatan bagi Shri Paramhans.

Dia merupakan orang suci Hindu yang meninggal sebelum pemisahan wilayah dari India yang melahirkan Pakistan, yang terjadi sebelum 1947.

Baca juga: Pakistan Akan Tanam 10 Miliar Pohon dalam Waktu 3 Tahun ke Depan

Kepala polisi distrik Irfanullah Khan berkata, sekitar 45 orang sudah ditahan termasuk ulama berpengaruh setempat, Maulana Sharif, yang dituding menyulut kekerasan.

Khan menambahkan mereka kini memfokuskan pencarian pada Maulana Mirza Aqeem, pemimpin distrik Jamiat Ulema-e-Islam, salah satu partai Islam terbesar di sana.

Tahun lalu, Amerika Serikat (AS) menempatkan Pakistan dalam negara yang disorot karena pelanggaran kebebasan beragama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com