MOSKWA, KOMPAS.com - Belarus dan Argentina mulai menjalankan vaksinasi virus corona massal dengan suntikan vaksin Sputnik V, yang dikembangkan Rusia pada Selasa, (29/12/2020).
Dua negara itu menjadi negara pertama di luar Rusia yang meluncurkan vaksin, yang mendapat kritik karena mendapat persetujuan dengan cepat.
Pengiriman pertama Sputnik V tiba di Belarus, bekas bagian Republik Soviet, pada Selasa dan upaya vaksinasi segera dimulai.
“Tahap baru dimulai di Belarus hari ini dengan vaksinasi massal melawan Covid-19,” kata Menteri Kesehatan Belarus Dmitry Pinevich dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kementeriannya dan otoritas kesehatan Rusia, melansir AP.
Staf medis, guru, dan mereka yang melakukan kontak dengan banyak orang karena pekerjaan mereka, akan menjadi yang pertama mendapatkan vaksinasi. Dia juga menyatakan vaksinasi sepenuhnya bersifat sukarela.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia Akan Diuji Coba di India
Belarus melakukan uji coba Sputnik V sendiri di antara 100 sukarelawan, dan memberikan persetujuan penggunaannya pada 21 Desember, dua hari sebelum Argentina melakukannya.
Beberapa jam kemudian, kampanye vaksin serupa dimulai di Amerika Selatan. Pekerja medis Argentina mulai menerima vaksin dan para pejabat bersikeras bahwa itu aman.
Presiden Argentina, Alberto Fernández menyebutnya sebagai kampanye vaksinasi terbesar dalam sejarah modern negara itu.
Para guru, mereka yang memiliki kondisi medis yang rumit dan orang-orang yang berusia di atas 60 tahun akan menjadi yang berikutnya di Argentina. “Negeri Tango” sejauh ini telah menerima 300.000 dosis, yang juga akan diberikan gratis dan sukarela.
Argentina, negara berpenduduk 45 juta orang, telah mencatat hampir 1,6 juta infeksi virus corona baru dan hampir 43.000 kematian.
Rusia telah banyak dikritik karena memberikan persetujuan peraturan Sputnik V yang dikembangkan di dalam negeri pada Agustus. Padahal vaksin itu hanya diuji pada beberapa lusin orang.
Sebuah studi lanjutan baru dimulai tak lama setelah vaksin diterima oleh pemerintah Rusia.
Baca juga: Usai Disuntik Vaksin Sputnik V, 3 Petugas Medis Rusia Baru Ketahuan Terinfeksi Covid-19
Otoritas kesehatan Rusia mengatakan penelitian itu sekarang telah mencakup lebih dari 30.0000 orang. Mereka mengklaim data menunjukkan bahwa virus itu 91% efektif.
Jumlah peserta uji Itu masih lebih sedikit daripada yang dikumpulkan pembuat obat Barat selama pengujian akhir, untuk menganalisis seberapa baik kandidat vaksin mereka bekerja. Demografi penting serta detail lain dari penelitian tersebut belum dirilis.
Mantan Menteri Kesehatan Argentina, Adolfo Rubinstein mengeluh bahwa otoritas negaranya telah menyetujui vaksin tersebut berdasarkan "memo yang tidak memiliki data".
“Saya tidak meragukan bahwa Sputnik V adalah vaksin yang efektif dan aman,” katanya. “Tapi cara terbaik untuk menghilangkan rasa kurang percaya diri adalah dengan informasi,” katanya.
Belarus telah melaporkan hampir 190.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi, dan sekitar 1.400 kematian sejak dimulainya pandemi.
Banyak orang, di negara Eropa Timur berpenduduk 9,4 juta orang itu, curiga bahwa pihak berwenang memanipulasi statistik, untuk menyembunyikan cakupan sebenarnya dari wabah di negara itu.
Baca juga: Setelah Pfizer, Vaksin Covid-19 Sputnik V Milik Rusia Diklaim Efektif 95 Persen
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, yang telah menghadapi tuntutan berbulan-bulan dari pengunjuk rasa untuk mundur setelah pemilihan Agustus dinilai curang, dengan angkuh menolak virus corona.
Dia mengabaikan ketakutan dan penguncian nasional yang disebabkan oleh virus baru itu. Menyebut pandemi sebagai "psikosis," dan menyarankan warga menghindari penularan dengan mengendarai traktor di ladang, minum vodka dan mengunjungi sauna.
Sikapnya telah membuat marah banyak orang Belarus, menambah kekecewaan publik atas gaya otoriternya, dan membantu memicu protes selama berbulan-bulan pasca pemilihan.
Tokoh oposisi mengatakan pemerintah Lukashenko telah membiarkan Covid-19 merajalela di penjara tempat ia menahan ribuan pengunjuk rasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.