Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) Inggris, untuk pertama kali dalam 70 tahun usianya, memberi bantuan makanan kepada anak-anak negara itu yang keluarga mereka terimbas pandemi virus corona. Sedikit di atas 1 juta dollar AS akan didistribusikan untuk 30 organisasi.
Tindakan UNICEF Inggris itu telah membuat marah seorang politisi Inggris, dengan menuduh Dana Anak-Anak PBB itu bermain “aksi politik.”
Menteri Jacob Rees-Mogg dari partai Konservatif hari Kamis (17/12) mengemukakan di majelis rendah, “Menurut saya ini adalah skandal nyata bahwa UNICEF harus bermain politik dalam cara ini sewaktu organisasi ini seharusnya mengurusi orang-orang di negara-negara termiskin, paling terpinggirkan di dunia, di mana orang-orang kelaparan, di mana terjadi bencana kelaparan dan ada perang saudara. Ini adalah aksi politik di tingkat terendah.”
Tidak semua politisi sependapat dengan Rees-Mogg. Ed Davey, pemimpin partai Demokrat Liberal, menyebut komentar Rees-Mogg “menjijikkan” dan menunjukkan ketidakpekaannya terhadap realita.
“Satu-satunya skandal di sini adalah pemerintahan Partai Konservatif yang busuk yang membiarkan 4,2 juta anak-anak hidup dalam kemiskinan,” kata Angela Rayner, wakil ketua Partai Buruh.
UNICEF Inggris mengemukakan dalam suatu pernyataan bahwa sekitar 2,4 juta anak-anak Inggris berada dalam kerawanan pangan sebelum pandemi terjadi.
Baca juga: Kanada Janji Bakal Membagi Kelebihan Vaksin Covid-19
Presiden Perancis Emmanuel Macron bergabung dalam daftar pemimpin dunia yang dinyatakan positif terjangkit virus corona. Macron telah meninggalkan Istana Elysee dan untuk sementara bekerja di kediaman resminya di Versailles.
Dr. Hans Kluge, direktur regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa, telah mendesak masyarakat agar tetap tinggal di rumah selama liburan. Ia mengatakan dalam suatu pernyataan bahwa hal itu lebih aman daripada terjangkit virus corona.
Kluge juga mengatakan pandemi telah menciptakan “krisis kesehatan mental yang kian berkembang di Eropa.” Ia menambahkan, “mulai dari kecemasan terkait penularan virus, dampak psikologis lockdown dan isolasi mandiri, hingga efek pengangguran, kekhawatiran finansial dan pengucilan sosial, dampak kesehatan jiwa akibat pandemi akan berjangka panjang dan meluas.”
Johns Hopkins Coronavirus Resource Center menyatakan, ada lebih dari 75 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia. AS memiliki 17,2 juta kasus, disusul oleh India dengan hampir 10 juta dan Brasil dengan 7,1 juta kasus.
Baca juga: Pemerintah AS Jadikan Moderna sebagai Vaksin Covid-19 Kedua Setelah Pfizer
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.