Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Dagang dengan China Memanas, Australia Mengadu ke WTO

Kompas.com - 18/12/2020, 14:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber AFP

CANBERRA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan, akan meminta Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk campur tangan dalam perselisihan Australia dengan China mengenai biji barley Australia .

Diberitakan AFP pada Kamis (17/12/2020), Negeri Kanguru juga mengharapkan negara lain untuk terlibat dalam kasus tersebut.

China secara efektif mengakhiri impor biji barley Australia pada Mei 2020. Pemerintah Beijing juga mengenakan tarif lebih dari 80 persen pada tanaman tersebut.

China menuduh Australia melanggar aturan WTO, dengan mensubsidi produksi biji barley Australia, dan menjual biji-bijian di China dengan harga di bawah biaya produksi. 

Australia akhirnya meminta agar WTO campur tangan dalam perselisihan dagang ini.

"Proses penyelesaian sengketa WTO tidak sempurna dan memakan waktu lebih lama dari yang ideal, tetapi pada akhirnya, ini adalah jalan yang tepat bagi Australia untuk mengambilnya pada titik ini," kata Birmingham kepada wartawan.

Baca juga: Larang Batubara Australia, China Beli dari Indonesia

Menurutnya, sangat umum bagi negara lain untuk menjadi pihak ketiga dalam proses di WTO. Baik Australia dan China telah melakukannya pada banyak kesempatan.

“Saya akan mengantisipasi bahwa orang lain akan melakukannya pada kesempatan ini,” tambahnya meminta dukungan dari negara lain.

China menjadi pasar terbesar bagi petani biji barley Australia. Biji-bijian adalah salah satu komoditas yang semakin banyak yang ditargetkan China karena perselisihan hubungan bilateral semakin memburuk.

Perdagangan makanan laut, kayu, daging sapi, dan anggur Australia juga telah terganggu.

Kondisi itu terjadi sejak Australia membuat marah "Negeri Panda" dengan meminta penyelidikan independen tentang asal-usul Covid-19.

Baca juga: Serangan Siber ke Situs Pemerintah Australia, China Dituduh Sebagai Dalangnya

Australia sedang mencari klarifikasi atas laporan media pemerintah China baru-baru ini bahwa impor batubara Australia telah dilarang.

Mendag Birmingham mengatakan, China telah mengumpulkan serangkaian keputusan yang tampak seperti sanksi terhadap Australia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menolak menyatakan apakah tindakan perdagangan China adalah bentuk pembalasan.

Tetapi menurutnya, Australia harus menghentikan apa yang disebutnya bias terhadap perusahaan China.

"Yang ingin saya tekankan adalah bahwa pemerintah Australia harus menanggapi dengan serius kekhawatiran China dan mengambil tindakan nyata untuk memperbaiki perilaku diskriminatif yang menargetkan perusahaan China," kata Wang pada briefing  harian pada hari Rabu (16/12/2020).

Baca juga: Kronologi Perselisihan Australia-China soal Penyelidikan Asal-usul Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com