TOKYO, KOMPAS.com - Sebuah perusahaan kosmetik besar di Jepang menghadapi seruan boikot online, pada hari Rabu (16/12/2020).
Seruan itu datang setelah pucuk pimpinan perusahaan itu menggunakan hinaan rasial untuk orang Korea. Dia juga dianggap sudah membual karena mengeklaim perusahaannya adalah "murni Jepang".
Yoshiaki Yoshida, CEO dari DHC membuat komentar tersebut dalam sebuah pesan di situs web perusahaan.
Ia menyerang saingannya Suntory, produsen minuman besar yang bersaing dengan DHC di sektor suplemen kesehatan.
"Untuk beberapa alasan, model yang disewa untuk iklan Suntory hampir semuanya adalah Korea-Jepang. Jadi itulah mengapa mereka diejek di Internet sebagai “Chontory”," tulisnya melansir AFP pada Rabu (16/12/2020).
"Chon" adalah istilah yang merendahkan bagi orang Korea di Jepang, yang secara luas dianggap diskriminatif.
Baca juga: Sebelum Kematian George Floyd, Rasisme di Minneapolis Sudah Marak Terjadi
Dalam tulisannya, Yoshida juga membandingkan karyawan DHC yang menurutnya semua adalah murni Jepang.
Diskriminasi terhadap orang Korea dan keturunannya di "Negeri Sakura" telah berlangsung selama beberapa dekade.
Hubungan keduanya tegang, karena memiliki latar belakang masalah yang berkaitan dengan sejarah masa perang.
Unggahan itu diterbitkan bulan lalu, tetapi hanya baru perhatian publik minggu ini.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan