KOMPAS.com - Ketika Zoya Patel masih duduk di bangku SMA, berpacaran bukan hanya tidak boleh, tapi juga dianggap bertentangan dengan moral.
Keluarga Zoya sangat berharap agar ketika Zoya beranjak dewasa, dia akan menikah dan dijodohkan dengan orang yang dirinya setujui.
"Jodoh tersebut nantinya harus memenuhi kriteria tertentu," ujar penulis berusia 30 tahun tersebut.
"Saya tentu saja harus berpasangan dengan seorang pria Muslim dan diutamakan berlatar belakang budaya yang sama. Idealnya dari daerah yang sama di India, atau India-Fiji, yang berlatar belakang sama dengan keluarga saya," imbuhnya.
Pernikahan melalui penjodohan merupakan satu dari beberapa harapan lain, yakni seks hanya boleh dilakukan setelah pernikahan.
Baca juga: Perjuangan Pria Uighur Berpisah 3 Tahun dengan Istri dan Anak, Akhirnya Bersatu di Australia
Karenanya Zoya mengaku tidak pernah menerima pendidikan seks yang layak di rumah.
Majalah remaja yang di dalamnya terdapat kolom pendidikan seks juga tidak boleh dilihatnya, karena menurut orangtuanya, bacaan tersebut kasar dan tidak pantas.
Akhirnya, Zoya belajar memahami konsep keintiman dari film Bollywood.
"Saat itu, aktor dalam film Bollywood bahkan tidak berciuman dan kemudiannya layarnya menjadi hitam," ingatnya.
"Jadi bahkan di bayangan saya, ketika saya berkencan dengan seorang pria dan hubungan tersebut sudah menjadi semakin menyenangkan, saya akan benar-benar tak tahu," sambung Zoya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan