Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Muslim Australia Menganggap Pendidikan Seks Sangat Penting

Kompas.com - 14/12/2020, 19:22 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Ketika Zoya Patel masih duduk di bangku SMA, berpacaran bukan hanya tidak boleh, tapi juga dianggap bertentangan dengan moral.

Keluarga Zoya sangat berharap agar ketika Zoya beranjak dewasa, dia akan menikah dan dijodohkan dengan orang yang dirinya setujui.

"Jodoh tersebut nantinya harus memenuhi kriteria tertentu," ujar penulis berusia 30 tahun tersebut.

"Saya tentu saja harus berpasangan dengan seorang pria Muslim dan diutamakan berlatar belakang budaya yang sama. Idealnya dari daerah yang sama di India, atau India-Fiji, yang berlatar belakang sama dengan keluarga saya," imbuhnya.

Pernikahan melalui penjodohan merupakan satu dari beberapa harapan lain, yakni seks hanya boleh dilakukan setelah pernikahan.

Baca juga: Perjuangan Pria Uighur Berpisah 3 Tahun dengan Istri dan Anak, Akhirnya Bersatu di Australia

Karenanya Zoya mengaku tidak pernah menerima pendidikan seks yang layak di rumah.

Majalah remaja yang di dalamnya terdapat kolom pendidikan seks juga tidak boleh dilihatnya, karena menurut orangtuanya, bacaan tersebut kasar dan tidak pantas.

Akhirnya, Zoya belajar memahami konsep keintiman dari film Bollywood.

"Saat itu, aktor dalam film Bollywood bahkan tidak berciuman dan kemudiannya layarnya menjadi hitam," ingatnya.

"Jadi bahkan di bayangan saya, ketika saya berkencan dengan seorang pria dan hubungan tersebut sudah menjadi semakin menyenangkan, saya akan benar-benar tak tahu," sambung Zoya.

Menurutnya, pada waktu itu ia tidak dapat membayangkan bagaimana cara berhubungan seks dalam pernikahan karena tidak memiliki sedikitpun pengetahuan.

Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19 di Australia Dihentikan Setelah Ditemukan Hasil HIV Positif Palsu

Ketakutan mengajarkan pendidikan seks

Pendidikan seks tidak dilarang dalam ajaran Islam. Faktanya, Fida Sanjakdar, dosen di Monash University, justru mengatakan sebaliknya.

"Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah bahwa (seks) tidak boleh dibicarakan dan saya pikir ini cukup merugikan bagi mereka yang mendengarnya," katanya.

Sanjakdar mengacu pada Hadis yang mendorong umat Muslim untuk menggali lebih banyak pengetahuan tentang semua aspek kehidupan, termasuk seks dalam pernikahan.

"Ketidakpedulian soal itu tentunya tidak dianjurkan," kata Sanjakdar.

Namun menurut Sanjakdar kebudayaan di mana tabu membicarakan soal seks seringkali menjauhkan umat Muslim dari diskusi soal seks dalam pernikahan.

Dia mengatakan, banyak orangtua khawatir jika pendidikan seks yang mendalam dapat merusak remaja, dan menuntun pada perilaku seks luar nikah, yang dianggap haram, atau dilarang dalam ajaran Islam.

Baca juga: Bantuan Pemerintah Australia Pulihkan Ekonomi Warga Terdampak Covid-19 dengan Bagi-bagi Voucher Belanja

Seks dan hasrat seksual adalah kebutuhan

Namun dalam pernikahan Islam, kenikmatan seksual didukung oleh Hadis dan Al-Qur'an, ujar Sanjakdar.

"Islam mengakui jika seks dan hasrat seksual adalah kebutuhan, bukan keinginan," jelasnya.

"Banyak Hadis tentang bagaimana mendekati istri, mendekati suami memberikan kata-kata yang menimbulkan kenyamanan, tentang berpelukan, dan banyak tentang berciuman," tambah Sanjakdar.

Menurutnya, pemanasan seksual, oral seks, dan masturbasi bersama diizinkan, selama mendapat izin kedua belah pihak yang telah menikah.

"Menurut saya banyak pemeluk Muslim ataupun non-Muslim yang tidak tahu bahwa sesungguhnya ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam pernikahan dan diizinkan," katanya.

"Seringkali ada budaya malu, sehingga akan sangat membantu bila kita bisa kembali mengacu pada ajaran karena jawabannya ada di sana," sambung Sanjakdar.

Baca juga: Survei: Warga Australia Puas dengan Respons Negaranya terhadap Covid-19

Seks dianggap sebagai ibadah dalam pernikahan

Bagi Steven, seorang desainer dan dosen berusia 32 tahun yang bekerja dengan banyak remaja Muslim, seks dan kerohanian memiliki keterkaitan.

"Kedengarannya lucu, (tapi seks) dianggap sebagai bagian dari ibadah. Kita tidak seharusnya menganggap seks sebagai suatu hal yang menjijikan, kita seharusnya melihatnya sebagai sesuatu yang disaksikan oleh Tuhan," katanya.

Karena itu, bagaimana suami dan istri bersikap dan melakukan pendekatan untuk melakukannya juga penting, serta berakar dalam keagamaan.

Steven mengatakan terdapat narasi Islam yang menganjurkan pasangan untuk membersihkan diri sebelum berhubungan seks.

Menurutnya, dalam hukum Islam, satu-satunya pihak yang boleh melihat tubuh seseorang adalah pasangan yang sudah dinikahi.

"Ini adalah hubungan tanpa baju; di mana tidak ada batas, baik secara emosional atau fisik, dan ini adalah salah satu bentuk kearifan yang saya temukan dalam hukum Islam," katanya.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Buatan Australia Baru Bisa Diluncurkan 2021

Seks bisa jadi alasan bercerai

Menurut Sanjakdar, seks juga merupakan hal yang penting dalam pernikahan Islam, sehingga jika ada satu pasangan yang tidak puas, bisa menyebabkan perceraian.

"Keduanya berhak untuk merasa aman dan merasakan kenikmatan, keduanya berhak untuk memberikan pendapat mereka tentang ini," katanya.

Tentu saja, seks bukanlah satu-satunya alasan untuk bercerai, karena Sanjakdar juga menekankan faktor yang lebih pentingnya, seperti faktor emosional dan mental.

Dia mengatakan, seperti hukum Australia, hukum Islam mendukung perpisahan selama beberapa waktu, sebelum perceraian.

Masa tersebut membuka ruang untuk rekonsiliasi, terutama jika pasangan tersebut sudah dikaruniai anak.

Baca juga: Jutaan Warga Australia Tidak Sanggup Bayar Biaya Perawatan Medis

Pengalaman Steven bercerai

Sebagai seseorang yang sudah pernah bercerai, Steven melihat keunikan dalam masa berpisah, yang biasanya bisa berlangsung selama dua sampai tiga bulan.

"(Jika suami) berkata, 'tolong kembali,' atau istri berkata, 'maaf,' mereka bisa bertemu satu sama lain lagi, dan secara teknis dan otomatis menikah lagi, sehingga perceraian tersebut batal," katanya.

"Jadi, bahkan, dalam proses bercerai, aturan tersebut dibuat untuk menyatukan keduanya," ujar Steven.

Proses perceraian yang dilaluinya pun tidak semudah yang dibayangkan.

"Ada tabu kebudayaan dan banyak juga yang menghakimi. (Namun) perbuatan ini tidak termasuk dosa; tidak ada larangan untuk bercerai. Hanya saja, Allah mengatakan ini hal yang tidak disukai-Nya," ungkap Steven.

Baca juga: Meski Ada Insentif 60 Persen, Warga Australia Tetap Tak Mau Bertani

Kini Steven sudah menikah lagi dan menjadi seorang ayah untuk pertama kalinya, tapi saat proses perceraian ia merasakan adanya kebaikan.

"Rasanya seperti ada yang meninggal, ketika ada anggota keluarga yang bercerai. Orang-orang mendekat dan berusaha menenangkan," katanya.

"Agama kami bertumpu pada pengampunan. Imam Ali mengatakan, misalnya, bahwa kami harus punya 70 alasan sebelum menghakimi saudara-saudara kita," imbuh Steven.

Dengan ini, menurut Steven, umat Islam tidak seharusnya menghakimi siapapun.

Baca juga: Lawan China, Sejumlah Politisi Dunia Ajak Publik Minum Wine Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com