Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Buatan Australia Baru Bisa Diluncurkan 2021

Kompas.com - 08/12/2020, 10:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Daily Mail

CANBERRA, KOMPAS.com - Para ahli mengatakan, vaksin virus Covid-19 buatan Australia tidak akan siap sampai pertengahan 2021. Meski begitu, vaksin buatan negara lain akan diluncurkan pada Maret tahun depan.

“Uji coba fase dua dan tiga diharapkan akan dimulai bulan ini. Artinya, vaksin mungkin dapat diluncurkan pada pertengahan tahun depan jika berhasil, kata Profesor Paul Young dari Universitas Queensland dalam The Australian Financial Review Innovation Summit, melansir Daily Mail pada Senin (07/12/20).

Universitas Queensland sedang mengembangkan vaksin dalam kemitraan dengan perusahaan farmasi CSL. Pemerintah "Negeri Kanguru" telah memesan sebanyak 51 juta dosis.

Suntikan pertama akan diberikan kepada petugas kesehatan dan orang yang rentan, termasuk orang tua dan penduduk asli Australia. Tidak ada rencana untuk memprioritaskan anak-anak yang kurang rentan.

Vaksin tersebut kemudian akan ditawarkan kepada masyarakat umum. Pemerintah Australia menghendaki semua permintaan vaksinasi dapat dipenuhi pada akhir 2021.

Baca juga: Satgas Pastikan Distribusi Vaksin Covid-19 Akan Sesuai dengan Prosedur

Rencananya, Australia akan menggunakan tiga vaksin yang dibuat di luar negeri. Distribusi vaksin covid-19 gelombang pertama diharapkan diberikan pada bulan Maret.

Inggris menjadi negara pertama di dunia yang mengizinkan vaksin dari Pfizer dan BioNTech pada hari Rabu (02/12/20). Izin itu membuka jalan bagi vaksinasi untuk dimulai minggu depan.

Tetapi hanya disetujui untuk penggunaan darurat pada orang yang rentan karena Covid-19 begitu merajalela di Inggris.

Berbeda dengan Inggris, Australia tidak memiliki cara untuk menyetujui penggunaan suatu obat dalam kondisi darurat. Artinya persetujuan penuh harus didapat sebelum mendistribusikan vaksin tersebut.

Adapun dengan data uji coba yang sudah banyak diberikan para ilmuwan, persetujuan vaksin di Australia diharapkan terjadi pada akhir Januari atau Februari.

Di Australia, vaksin apa pun bersifat opsional dan pemerintah tidak berencana untuk menerapkan aturan no jab, no pay yang menghentikan orangtua mendapatkan sejumlah pembayaran kesejahteraan jika mereka menolak untuk memvaksinasi anak mereka terhadap penyakit lain.

Baca juga: Doni Monardo: Meski Ada Vaksin Covid-19, Disiplin Protokol Kesehatan Tetap Harus Dilakukan

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan dia memiliki kepercayaan besar pada regulator Australia untuk memastikan setiap vaksin benar-benar aman sebelum disetujui.

Morrison mengatakan Australia tidak terburu-buru karena situasi Covid-19 di Australia "sangat stabil" dengan hanya beberapa kasus.

"Di Australia, kami berada dalam posisi yang sangat kuat dan itu memungkinkan kami untuk melakukannya dengan benar," katanya.

Regulator Australia sedang mempertimbangkan tiga vaksin - yang semuanya membutuhkan dua dosis per orang - dengan data dari uji coba tahap akhir diharapkan akan dirilis penuh bulan ini.

Kepala ilmuwan CSL Andrew Nash mengatakan negara itu dapat memenuhi kebutuhan vaksin 80 hingga 90 persen. Hal itu memungkinkan Australia membuka perbatasannya ke negara-negara tanpa vaksin.

'Pertanyaannya adalah seberapa cepat kita bisa membuka diri lagi pada dunia luar?' katanya.

Dia memperingatkan vaksin tidak akan sepenuhnya memberantas virus Covid-19, yang mungkin akan membutuhkan vaksin tahunan seperti flu.

“Ini (Covid-19) akan bersama kita selama beberapa tahun dan kita harus belajar untuk hidup dengan ambiguitas itu,'' katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com