Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat Diduga Kecolongan, Bisakah Penembakan Masjid Selandia Baru Diprediksi?

Kompas.com - 08/12/2020, 15:42 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber BBC

WELLINGTON, KOMPAS.com - Penyelidikan atas penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru, menemukan serangkaian kegagalan pengamanan menjelang serangan 2019, namun menyimpulkan bahwa tragedi itu tidak dapat dicegah.

Penyelidikan tersebut dilakukan setelah aksi teroris asal Australia, Brenton Tarrant, menewaskan 51 orang di dua masjid pada 15 Maret 2019.

Melansir BBC pada Selasa (08/12/20), hasil penyelidikan menemukan bahwa Tarrant telah mampu mengumpulkan banyak sekali senjata. Sementara pihak berwenang gagal menegakkan pemeriksaan pada lisensi senjata api.

Temuan selanjutnya juga melihat bahwa para pejabat terlalu fokus pada terorisme Islam.

Namun, mengoreksi kegagalan ini tidak akan menghentikan aksi warga negara Australia itu untuk melakukan serangan tersebut, katanya.

Brenton Tarrant dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat awal tahun ini.

Sejumlah petunjuk berhasil dikumpulkan polisi setelah pembantaian. Diantaranya termasuk adanya penyalahgunaan steroid, catatan rumah sakit setelah dia secara tidak sengaja menembak dirinya sendiri, dan kunjungan ke situs-situs sayap kanan.

Adapun bukti-bukti itu dinilai tidak akan cukup untuk dapat memprediksi serangan tersebut.

Baca juga: Penembakan di Masjid Selandia Baru, PM hingga Kepala Polisi Minta Maaf

"Komisi tidak menemukan kegagalan dalam badan pemerintah manapun yang memungkinkan perencanaan dan persiapan teroris terdeteksi," kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern setelah rilis laporan itu.

"Tapi mereka mengidentifikasi banyak pelajaran untuk dipelajari dan area signifikan yang membutuhkan perubahan."

Ardern menyoroti kegagalan pada rezim perizinan senjata api dan konsentrasi sumber daya yang tidak tepat untuk dapat mengidentifikasi tingkat ancaman kelompok Islamis.

"Meski komisi tidak menyimpulkan bahwa penyelesaian masalah tersebut akan dapat menghentikan serangan, bagaimanapun hal ini adalah kegagalan. Untuk itu, atas nama pemerintah saya minta maaf."

Pemerintah Selandia Baru mengatakan akan menerima semua daftar rekomendasi dalam laporan penyelidikan. Termasuk, pembentukan badan intelijen dan keamanan nasional baru dan proposal kepada polisi untuk mengidentifikasi dan menanggapi kejahatan rasial dengan lebih baik.

Pemerintah juga berencana membuat pelayanan komunitas etnis dan program pascasarjana untuk komunitas etnis.

Baca juga: Warga Bersorak dan Tabur Bunga Saat Penembak Masjid Christchurch Dipenjara Seumur Hidup

Apa yang terjadi di Christchurch?

Pada 15 Maret, Pria bersenjata yang kemudian diketahui berkebangsaan Australia menembaki jamaah di dalam Masjid Al Noor. Ia menyiarkan serangan itu di Facebook Live melalui kamera kepala yang dia kenakan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com