Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abdalraouf Abdallah, Teroris yang Terhubung dengan Pemboman Manchester Arena Bebas Penjara Pekan Ini

Kompas.com - 26/11/2020, 23:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

MANCHASTER, KOMPAS.com - Abdalraouf Abdallah (27 tahun) akan dibebaskan pada akhir pekan ini, setelah dipenjara selama 9,5 tahun karena mendanai dan mempersiapkan aksi terorisme pada 2016. 

Abdallah diketahui memiliki relasi dengan pelaku teroris yang melakukan bom bunuh diri di Manchester Arena, Salman Abedi

Diketahui mereka melakukan kontak setidaknya 2 kali ketika Abedi menemui Abdallah di penjara, sebelum ia melakukan bom bunuh diri di Manchester Arena. 

Pembebasan Abdallah dilakukan di tengah penyelidikan publik atas pemboman pada 2017 di sebuah konser Ariana Grande, yang menyebabkan 22 orang tewas dan ratusan lainnya terluka, seperti yang dilansir dari The Independent pada Kamis (26/11/2020).

Baca juga: Didakwa Sebagai Teroris, Sebanyak 21 Orang Dihukum Mati di Irak

Penyelidik telah mendengar bahwa Abdallah memiliki "bukti penting" untuk diberikan tentang latar belakang serangan bom bunuh diri di konser Ariana Grande.

Namun, dia saat ini menolak untuk berbicara dengan polisi, karena alasan hak hukumnya untuk tidak menjawab pertanyaan yang mungkin memberatkan dirinya sendiri.

Abedi mengunjungi Abdallah di Penjara Belmarsh pada Februari 2015 dan kemudian, di HMP Altcourse di Liverpool pada Januari 2017, setelah dijatuhi hukuman.

Baca juga: Disebut Teroris, Erdogan Gugat Politisi Sayap Kanan Belanda Geert Wilders

Unit terorisme lokal menanyakan tentang sifat kunjungan pertama, meskipun hal ini tidak membuat Abedi dinyatakan sebagai Subjek Kepentingan.

Meskipun Abdallah dianggap sebagai pelaku "berbahaya" oleh hakim yang menjatuhkan hukuman, ia dapat menerima pengunjung tanpa pemeriksaan karena ia adalah narapidana Kategori B.

Di Inggris, semua narapidana diberi kategori dari A hingga D, berdasarkan ancaman yang mereka berikan dan hanya mereka yang diklasifikasikan pada risiko keamanan tertinggi A yang memerlukan persetujuan pengunjung mereka sebelumnya.

Baca juga: Orang Kedua Al Qaeda Dibunuh Pasukan Afghanistan, Masuk Daftar Teroris Paling Dicari FBI

Kedua teman itu diketahui telah membahas aksi bom bunuh diri dan telah berbicara melalui telepon, yang mana otoritas penjara di HMP Altcourse menemukan Abdallah telah berusaha menelepon Abedi tiga bulan sebelum pemboman terjadi.

Abedi menjadi ekstremis pada bulan-bulan sebelum dia melakukan serangan teroris yang mematikan dan penyelidikan kasusnya berusaha untuk mengidentifikasi bagaimana hal itu terjadi.

Seorang sumber mengatakan kepada BBC bahwa Abdallah akan dibebaskan dengan pembebasan bersyarat yang paling ketat.

Baca juga: Trump Akan Coret Sudan dari Daftar Negara Sponsor Teroris

Langkah-langkah tersebut diperkirakan termasuk dilengkapi dengan tag GPS, mengikuti jam malam, mengambil bagian dalam skema deradikalisasi dan hanya menggunakan internet di bawah pengawasan.

Abdallah lumpuh pada 2011 saat berperang di Libya, sebelum kembali ke Inggris untuk menerima perawatan.

Abdallah dihukum penjara karena mempersiapkan dan mendanai tindakan terorisme, setelah membantu 4 orang untuk pergi ke Suriah, termasuk kakak laki-lakinya Mohammed Abdallah (29 tahun), yang sekarang menjalani hukuman penjara 10 tahun di Inggris.

Baca juga: Setelah Melahirkan, Istri Terduga Teroris Asal Indonesia Berniat Meledakkan Diri di Filipina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com