Pandemi virus corona menyebabkan penurunan pembayaran tunai, tetapi permintaan tagihan meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan pandemi mempercepat tren itu, kata laporan.
Nilai uang kertas (dan polimer) yang beredar di Inggris mencapai rekor tertinggi pada Juli sebesar 76,5 miliar pounds (Rp 1,4 kuadriliun).
Baca juga: Korea Utara Tolak Bantuan Beras, Korsel Minta Ganti Uang ke WFP, Kenapa?
Salah satu alasannya kemungkinan karena suku bunga rendah selama bertahun-tahun, dan dipotong lebih jauh tahun ini untuk meningkatkan ekonomi Inggris.
"Dengan suku bunga yang sangat rendah, tidak masalah apakah Anda menyimpan uang di bank atau dalam bentuk tunai," kata Andrew Sentance penasihat senior di Cambridge Econometrics, dan mantan anggota komite kebijakan moneter Bank of England.
Namun komite rekening publik yang meneliti ekonomi dan pengeluaran tidak percaya dengan penjelasan itu, dan khawatir sebagian besar dari uang 50 miliar pounds yang raib digunakan untuk aktivitas ilegal, seperti pencucian uang baik di Inggris maupun luar negeri.
"Apakah semakin banyak dari kita yang menaruh uang di bawah kasur karena Covid? Pasti banyak dari kita yang melakukannya," sindir Hillier dalam wawancara pada Jumat.
Komite parlemen berharap investigasi oleh Bank of England bisa menjelaskan, kalau bukan di mana uangnya berada, setidaknya faktor apa di balik tingginya permintaan uang tunai.
Baca juga: Kabar Mata Uang Yuan Dipakai untuk Transaksi di Zimbabwe, Hoaks!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.