Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Rp 950 Triliun "Hilang" di Inggris, Ada Kejanggalan di Bank of England?

Kompas.com - 07/12/2020, 18:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Sebuah laporan dari parlemen Inggris yang dirilis pada Jumat (4/12/2020) mengatakan, uang kertas 50 miliar poundsterling (Rp 950 triliun) "hilang" dari stok tunai negara.

Disebutkan pula bahwa Bank of England tampak tidak serius menangani misteri hilangnya uang tersebut.

Lebih dari 70 miliar poundsterling (Rp 1,3 kuadriliun) uang kertas beredar di Inggris, tetapi di laporan disebutkan bahwa hanya sekitar seperempatnya yang dihabiskan di toko-toko atau pembelian lainnya.

Baca juga: YouTuber Stas Reeflay Bunuh Pacarnya yang Hamil Saat Live demi Uang Rp 14 Juta

Uang tunai 50 miliar pounds mungkin disimpan dalam tabungan rumah tangga yang tidak dilaporkan, dikeluarkan saat musim hujan, atau digunakan untuk tujuan-tujuan jahat, tulis Komite Rekening Publik Parlemen di laporannya dan mendesak Bank of England untuk menyelidikinya.

"Uang kertas 50 miliar pounds - atau sekitar tiga perempat dari stok yang semakin menipis ini - disimpan di suatu tempat, tetapi Bank of England tidak tahu di mana, untuk siapa, atau untuk apa, dan tampaknya tidak penasaran," kata Meg Hillier anggota parlemen untuk wilayah Hackney South dan Shoreditch di London, dikutip Kompas.com dari New York Times, Jumat (4/12/2020).

Bank of England menyanggah tuduhan itu dengan menyebut bahwa mereka mengambil pendekatan laissez-faire untuk masalah ini.

Baca juga: Warga Brasil Punguti Uang yang Berserakan di Jalan Usai Insiden Perampokan Bank Bersenjata

"Adalah tanggung jawab Bank of England memenuhi permintaah publik akan uang kertas. Bank selalu memenuhi permintaan itu dan akan terus melakukannya," kata juru bicara bank sentral dalam pernyataannya pada Jumat (4/12/2020).

"Masyarakat tidak perlu menjelaskan ke bank kenapa mereka ingin menyimpan uang kertas. Artinya uang kertas ini tidak hilang," lanjut pernyataan tersebut.

Pandemi virus corona menyebabkan penurunan pembayaran tunai, tetapi permintaan tagihan meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan pandemi mempercepat tren itu, kata laporan.

Nilai uang kertas (dan polimer) yang beredar di Inggris mencapai rekor tertinggi pada Juli sebesar 76,5 miliar pounds (Rp 1,4 kuadriliun).

Baca juga: Korea Utara Tolak Bantuan Beras, Korsel Minta Ganti Uang ke WFP, Kenapa?

Salah satu alasannya kemungkinan karena suku bunga rendah selama bertahun-tahun, dan dipotong lebih jauh tahun ini untuk meningkatkan ekonomi Inggris.

"Dengan suku bunga yang sangat rendah, tidak masalah apakah Anda menyimpan uang di bank atau dalam bentuk tunai," kata Andrew Sentance penasihat senior di Cambridge Econometrics, dan mantan anggota komite kebijakan moneter Bank of England.

Namun komite rekening publik yang meneliti ekonomi dan pengeluaran tidak percaya dengan penjelasan itu, dan khawatir sebagian besar dari uang 50 miliar pounds yang raib digunakan untuk aktivitas ilegal, seperti pencucian uang baik di Inggris maupun luar negeri.

"Apakah semakin banyak dari kita yang menaruh uang di bawah kasur karena Covid? Pasti banyak dari kita yang melakukannya," sindir Hillier dalam wawancara pada Jumat.

Komite parlemen berharap investigasi oleh Bank of England bisa menjelaskan, kalau bukan di mana uangnya berada, setidaknya faktor apa di balik tingginya permintaan uang tunai.

Baca juga: Kabar Mata Uang Yuan Dipakai untuk Transaksi di Zimbabwe, Hoaks!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com