TOKYO, KOMPAS.com - Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo, pemerintah kota Tokyo, dan pemerintah nasional Jepang mengatakan, biaya penundaan ajang empat tahunan itu bisa mencapai sekitar 2,8 miliar dollar AS setara Rp 39,5 triliun.
Diwartakan AP pada Jumat (3/12/20), angka tersebut sejalan dengan perkiraan yang dibuat di Jepang sejak Olimpiade ditunda delapan bulan lalu. Turnamen tersebut akan dibuka pada 23 Juli 2021.
Sekitar dua pertiga dari biaya tambahan diambil oleh dua entitas pemerintah, dengan sepertiga lainnya untuk komite penyelenggara yang didanai swasta.
Beberapa dari biaya tambahan Olimpiade Tokyo - atau biaya keseluruhan - ditanggung oleh Komite Olimpiade Internasional yang berbasis di Swiss, yang sebagian besar bergantung pada kas publik untuk menyelenggarakan acara tersebut.
Pendapatannya sebagian besar dihasilkan dari penjualan hak siar dan sponsor.
“Saya pikir tantangan terbesar kami adalah biaya tambahan,” kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike dalam konferensi pers online.
“Ini adalah masalah krusial agar kami bisa mempersiapkan diri untuk Olimpiade. Kami perlu mendapatkan pengertian dan simpati dari orang-orang Tokyo dan orang-orang Jepang."
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Makin Ditunda, Makin Bengkak Biaya
Dikarenakan biaya untuk Olimpiade Tokyo terus meningkat, hal itu dapat memperkuat keraguan tentang kebijakan penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi.
Survei baru-baru ini menunjukkan bahwa publik Jepang beda pendapat soal isu penyelenggaraan Olimpiade ini. Termasuk soal langkah yang mungkin diambil untuk mengizinkan pengunjung dari luar negeri masuk ke "Negeri Sakura" meskipun vaksin corona sudah di depan mata.
Jepang bisa mengendalikan pandemi virus corona lebih baik daripada kebanyakan negara, dengan sekitar 2.200 kematian akibat Covid-19 di negara berpenduduk 125 juta jiwa itu.
Universitas Oxford menerbitkan sebuah penelitian tiga bulan lalu yang mengatakan, Olimpiade Tokyo adalah Olimpiade Musim Panas termahal yang pernah diselenggarakan. Penelitian itu bahkan dilakukan sebelum pertandingan ditunda oleh Covid-19.
Sebelum penundaan, Jepang mengatakan Olimpiade akan menelan biaya 12,6 miliar dollar AS (Rp 178 triliun). Tapi audit pemerintah tahun lalu mengatakan, kemungkinan biaya menjadi dua kali lipat, dan itu sebelum penundaan. Semua biaya itu kecuali 5,6 miliar dollar AS (Rp 79 triliun) berasal dari uang publik.
Tokyo mengatakan, Olimpiade akan menelan biaya 7,3 miliar dollar AS (Rp 103 triliun) secara keseluruhan saat memenangkan tender pada 2013 di Buenos Aires, Argentina.
Biaya operasional untuk penundaan tersebut tercatat sebesar 171 miliar yen, atau sekitar 1,64 miliar dollar AS (Rp 23,1 triliun) dengan kurs saat ini.
Panitia penyelenggara dan pemerintah Tokyo berbagi secara seimbang dalam menanggung biaya. Pemerintah pusat akan mengambil sebagian kecil.