Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olimpiade Tokyo Ditunda, Biaya Membengkak sampai Rp 39,48 Triliun

Kompas.com - 07/12/2020, 12:20 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber AP

TOKYO, KOMPAS.com - Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo, pemerintah kota Tokyo, dan pemerintah nasional Jepang mengatakan, biaya penundaan ajang empat tahunan itu bisa mencapai sekitar 2,8 miliar dollar AS setara Rp 39,5 triliun.

Diwartakan AP pada Jumat (3/12/20), angka tersebut sejalan dengan perkiraan yang dibuat di Jepang sejak Olimpiade ditunda delapan bulan lalu. Turnamen tersebut akan dibuka pada 23 Juli 2021.

Sekitar dua pertiga dari biaya tambahan diambil oleh dua entitas pemerintah, dengan sepertiga lainnya untuk komite penyelenggara yang didanai swasta.

Beberapa dari biaya tambahan Olimpiade Tokyo - atau biaya keseluruhan - ditanggung oleh Komite Olimpiade Internasional yang berbasis di Swiss, yang sebagian besar bergantung pada kas publik untuk menyelenggarakan acara tersebut.

Pendapatannya sebagian besar dihasilkan dari penjualan hak siar dan sponsor.

“Saya pikir tantangan terbesar kami adalah biaya tambahan,” kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike dalam konferensi pers online.

“Ini adalah masalah krusial agar kami bisa mempersiapkan diri untuk Olimpiade. Kami perlu mendapatkan pengertian dan simpati dari orang-orang Tokyo dan orang-orang Jepang."

Baca juga: Olimpiade Tokyo, Makin Ditunda, Makin Bengkak Biaya

Dikarenakan biaya untuk Olimpiade Tokyo terus meningkat, hal itu dapat memperkuat keraguan tentang kebijakan penyelenggaraan Olimpiade di tengah pandemi.

Survei baru-baru ini menunjukkan bahwa publik Jepang beda pendapat soal isu penyelenggaraan Olimpiade ini. Termasuk soal langkah yang mungkin diambil untuk mengizinkan pengunjung dari luar negeri masuk ke "Negeri Sakura" meskipun vaksin corona sudah di depan mata.

Jepang bisa mengendalikan pandemi virus corona lebih baik daripada kebanyakan negara, dengan sekitar 2.200 kematian akibat Covid-19 di negara berpenduduk 125 juta jiwa itu.

Universitas Oxford menerbitkan sebuah penelitian tiga bulan lalu yang mengatakan, Olimpiade Tokyo adalah Olimpiade Musim Panas termahal yang pernah diselenggarakan. Penelitian itu bahkan dilakukan sebelum pertandingan ditunda oleh Covid-19.

Sebelum penundaan, Jepang mengatakan Olimpiade akan menelan biaya 12,6 miliar dollar AS (Rp 178 triliun). Tapi audit pemerintah tahun lalu mengatakan, kemungkinan biaya menjadi dua kali lipat, dan itu sebelum penundaan. Semua biaya itu kecuali 5,6 miliar dollar AS (Rp 79 triliun) berasal dari uang publik.

Tokyo mengatakan, Olimpiade akan menelan biaya 7,3 miliar dollar AS (Rp 103 triliun) secara keseluruhan saat memenangkan tender pada 2013 di Buenos Aires, Argentina.

Biaya operasional untuk penundaan tersebut tercatat sebesar 171 miliar yen, atau sekitar 1,64 miliar dollar AS (Rp 23,1 triliun) dengan kurs saat ini.

Panitia penyelenggara dan pemerintah Tokyo berbagi secara seimbang dalam menanggung biaya. Pemerintah pusat akan mengambil sebagian kecil.

Biaya penanggulangan virus corona adalah 96 miliar yen (Rp 13 triliun) akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.

Penyelenggara Olimpiade Tokyo juga mengatakan mereka dapat menambahkan 27 miliar yen, setara 260 juta (Rp 3,6 triliun) dari dana darurat untuk membantu menutupi biaya tambahan.

Baca juga: Olimpiade Tokyo, Ada Tambahan Bantuan Lagi dari IOC

Toshiro Muto CEO dari panitia penyelenggara mengatakan, sponsor domestik baru sedang diupayakan untuk menutupi biaya yang membengkak.

Tokyo telah memecahkan rekor sponsor domestik sebesar 3,3 miliar dollar AS. Jumlah itu setidaknya dua kali lebih besar dari Olimpiade sebelumnya.

Muto mengatakan, IOC sudah setuju untuk membebaskan biaya royalti yang dikumpulkannya sebesar 7,6 persen pada sponsor tambahan.

Muto juga mengatakan, penyelenggara tidak berharap menerima 650 juta dollar AS (Rp 9 triliun) dari Komite Olimpiade Internasional, seperti yang disarankan oleh Presiden IOC Thomas Bach beberapa bulan lalu untuk membantu Tokyo.

“Ada harapan bahwa mungkin ini untuk Tokyo,” kata Muto. “Tapi biaya Tokyo tetaplah biaya Tokyo.”

Beberapa bulan yang lalu, panitia Olimpiade Tokyo mengumumkan bahwa mereka memotong 280 juta dollar AS dari pengeluaran mereka.

Biaya yang dipangkas antara lain seperti pesta penyambutan dan pengurangan lain di banyak bidang. Namun, total 11.000 atlet Olimpiade dan 4.350 atlet Paralimpiade diharapkan tetap hadir. Begitu pun dengan puluhan ribu pejabat, juri, VIP, media, dan penyiar yang akan bergabung dengan mereka.

Gskuji Ito kepala keuangan dari panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo mengatakan, penyelenggara diperkirakan akan dibayar 50 miliar yen setara 480 juta dollar AS (Rp 6,7 triliun) dalam asuransi penundaan/pembatalan yang telah diamankan.

Muto dan ketua panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo, Yoshiro Mori, sama-sama mengatakan bahwa mereka tahu bagian yang diharapkan bisa memotong biaya lebih besar dan lebih sedikit biaya tambahan.

"Apakah Anda yakin gelas itu setengah penuh atau setengah kosong," kata Muto, "Apakah Anda merasa upaya kami sudah cukup, itu terserah Anda untuk memutuskan."

Baca juga: Olimpiade Tokyo, Ada Opsi Jual Kembali Tiket Refund

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com