Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Black Blocs Disebut Dalang Kerusuhan di Paris, Siapa Mereka?

Kompas.com - 06/12/2020, 11:18 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

PARIS, KOMPAS.com – Aksi unjuk rasa di Perancis dengan cepat berujung bentrok pada Sabtu (5/12/2020) malam. Kelompok yang disebut “black blocs” disebut sebagai dalang kerusuhan di balik bentrok tersebut.

Mulanya, aksi protes berjalan cukup damai. Mereka menyerukan penolakan terhadap rancangan undang-undang (RUU) keamanan yang diusulkan Pemerintah Perancis kepada parlemen.

Namun, ketegangan langsung meruncing ketika para penyusup di antara aksi protes membakar beberapa mobil, menjarah bank, dan melemparkan benda-benda ke polisi.

Para penyusup tersebut dikenal dengan sebutan kelompok “black blocs”. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan merupakan elemen yang ditakutkan ikut campur dalam aksi demonstrasi di Perancis.

Kelompok ini juga diindikasi terlibat dalam aksi protes yang berujung kericuhan pada pekan lalu sebagaimana dilansir dari Associated Press.

Baca juga: Demo di Perancis Berakhir Bentrok, Massa Bakar Kendaraan dan Hancurkan Teras Toko

Dalam kericuhan tersebut, Associated Press melaporkan ada kelompok yang menjarah bank, melemparkan furnitur ke jalan dan membakarnya.

Jendela sejumlah toko juga rusak, beberapa mobil dan setidaknya satu sepeda motor juga dibakar.

Pasukan keamanan menghindari benda terbang atau menangkisnya dengan perisai. Seorang petugas terlihat memblokir proyektil yang menyala yang tampak seperti bom Molotov.

"Ini adalah kekerasan perkotaan, bukan demonstrasi," kata Bruno Bartocetti, ketua serikat SGP-Police FO, di saluran TV CNews.

Di sisi lain, para petugas kepolisian mendapat kecaman atas tuduhan rasialisme dan melancarkan kekerasan yang tidak beralasan.

Baca juga: Terlibat Kasus Pedofil Terbesar di Perancis, Dokter Bedah Dipenjara 15 Tahun

Polisi juga ditekan dengan keras untuk menghentikan orang-orang yang menyebarkan kekacauan dalam aksi unjuk rasa yang diikuti oleh ribuan orang tersebut.

"Polisi memutilasi, polisi membunuh," tulis salah satu spanduk yang dibawa para pengunjuk rasa.

Sementara itu, Presiden Perancis Emmanuel Macron memicu kemarahan anggota serikat polisi dalam wawancaranya dengan orang-orang muda Perancis pada Jumat (4/12/2020).

Dalam wawancara itu, dia mengakui bahwa ada petugas kepolisian dengan perilaku kekerasan dan bersikap rasis harus dilacak dan diberi sanksi.

Macron mengumumkan rencananya membuat platform online yang dapat digunakan publik untuk melaporkan dan membahas pelanggaran dan tindakan bias oleh petugas polisi.

Baca juga: 76 Masjid di Perancis yang Diduga Promosikan Separatisme Terancam Ditutup

Sebagai reaksi, serikat polisi juga mendesak rekan-rekannya untuk berhenti melakukan pemeriksaan identitas, yang oleh para aktivis dianggap sebagai peluang utama untuk diskriminasi.

Aksi protes menentang RUU keamanan juga terjadi di beberapa kota di seluruh Perancis.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan sekitar 52.350 orang berdemonstrasi di seluruh Perancis, termasuk 5.000 orang di Paris.

Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin mengatakan sedikitnya 64 orang ditangkap pada aksi protes di sekitar Perancis dan delapan petugas polisi terluka.

Baca juga: Pengadilan Perancis Minta Rumah Ibadah Pertimbangkan Jumlah Jemaat di Tengah Virus Corona

Dalam sebuah twit, dia memuji polisi karena menghadapi apa yang dia sebut sebagai individu yang sangat kejam.

Di Kota Nantes, dua polisi anti-huruhara terluka, salah satunya dengan bom Molotov, media Perancis melaporkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com