WASHINGTON DC, KOMPAS.com - NASA membayar perusahaan Lunar Outpost sebesar 1 dollar AS (Rp 14.120) untuk mengumpulkan batu dari bulan setelah diterima sebagai pemenang tender.
Pada Kamis (3/12/2020), Lunar Outpost diberikan kontrak untuk mengumpulkan sampel kepada badan antariksa AS.
Ini adalah satu dari empat kontrak yang diberikan oleh NASA di bawah program pengumpulan sumber daya bulan berbiaya rendah.
Penawar pemenang lainnya adalah Masten Space Systems yang berbasis di California dan ispace yang berbasis di Tokyo, bersama dengan anak perusahaannya di Eropa.
NASA akan membayar perusahaan untuk koleksi individu berupa lunar regolith atau tanah bulan, dengan berat antara 50 gram dan 500 gram.
Baca juga: [VIDEO] Change-5 Lepas Landas dari Bulan, Bawa Sampel Bebatuan Menuju China
"Perusahaan akan mengumpulkan sampel dan kemudian memberi kami bukti visual dan data lain yang telah mereka kumpulkan," kata juru bicara NASA seperti yang dilansir dari BBC pada Jumat (4/12/2020).
"Rencananya misi tersebut akan berlangsung pada 2023, tetapi kami sedang bekerja dengan beberapa perusahaan yang berbeda, yang dapat merilis tanggal peluncuran lebih awal," kata CEO Lunar Outpost Justin Cyrus kepada BBC.
Lunar Outpost yang berbasis di Colorado, sebuah perusahaan robotika, akan dibayar 1 dollar AS (Rp 14.120) untuk mengumpulkan batu bulan dari Kutub Selatan bulan.
Nominal bayaran bukanlah motivasi bagi perusahaan tersebut. Namun, mereka mengharapkan ada banyak manfaat ilmiah untuk misi tersebut, seperti memungkinkan perusahaan berlatih mengekstraksi sumber daya dari permukaan bulan.
Baca juga: China Berhasil Masuki Area Bulan yang Belum Terjamah Manusia
Cyrus menyebutnya "pergeseran paradigma dalam cara berpikir masyarakat tentang eksplorasi ruang angkasa".
Perusahaan sedang dalam pembicaraan dengan Blue Origin dan beberapa perusahaan lain yang sedang bekerja untuk terbang ke bulan.
Blue Origin adalah perusahaan eksplorasi luar angkasa yang didirikan oleh pendiri Amazon, Jeff Bezos.
Di antara tawaran pemenang lainnya, ispace Jepang akan dibayar 5.000 dollar AS (Rp 70,6 juta) untuk pengumpulan yang diusulkan pada 2022 di sisi timur laut dekat Bulan.
Baca juga: Misi Sukses, China Bawa Sampel Material Bulan ke Bumi
"Jumlah nominal bahkan satu dolar adalah preseden penting yang ditetapkan NASA," kata Sinead O'Sullivan, seorang ahli luar angkasa.
"Inovasi di sini bukan dari nilai finansial, tetapi menciptakan norma bisnis dan hukum untuk menciptakan pasar pembeli dan penjual di luar batasan bumi," tambahnya.