Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Gajah Makan Plastik, Sri Lanka Akan Buat Parit dan Pagar Listrik

Kompas.com - 01/12/2020, 09:37 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com – Pada Senin (30/11/2020), Pemerintah Sri Lanka bermaksud membuat parit dan membangun pagar listrik.

Hal itu dimaksudkan untuk mencegah para gajah memakan sampah pastik di tempat pembuangan sampah terbuka.

Dilansir dari AFP, sampah plastik merupakan pembunuh utama para gajah karena seringkali gajah-gajah itu memakannya.

Baca juga: Kerusuhan di Penjara Sri Lanka akibat Narapidana Coba Kabur, 8 Orang Tewas

Hasil otopsi menunjukkan bahwa terdapat sampah plastik dalam jumlah besar di dalam perut gajah yang mati kesakitan setelah mengobrak-abrik tempat pembuangan sampah.

Departemen Konservasi Satwa Liar Sri Lanka mengatakan jumlah tempat pembuangan sampah terbuka sebenanrya telah dikurangi sejak 2017.

Dulu, tempat pembuangan sampah terbuka ada di 54 dan kini jumlahnya menurun drastis menjadi 15 tempat.

Baca juga: Gajah-gajah Mati Perlahan karena Makan Plastik di Tempat Pembuangan Sampah Sri Lanka

Namun, masalah gajah yang mati akibat memakan sampah plastik masih terus ada dan terjadi di sembilan tempat pembuangan sampah terbuka.

"Pekerjaan awal sudah dimulai di dua tempat pembuangan sampah di distrik Ampara dan kami berharap pekerjaan itu selesai awal tahun depan," kata Departemen Konservasi Satwa Liar Sri Lanka.

Seorang sumber mengatakan kepada AFP bahwa parit miring itu memiliki kedalaman sekitar 1,8 meter.

Baca juga: Menlu AS Sebut China Predator Saat Bertemu Pejabat Sri Lanka

Populasi gajah Sri Lanka telah menurun menjadi sekitar 7.000 ekor menurut sensus terbaru. Jumlah tersebut turun dari 12.000 ekor pada awal dekade 1900-an.

Sebagian gajah ditembak mati atau diracuni oleh petani yang berusaha menjauhkan mereka dari tanahnya.

Namun, banyak juga gajah yang mati karena mengonsumsi sampah plastik.

Baca juga: Sepanjang 2020, 70 Orang di Sri Lanka Tewas Terkena Penyakit Kencing Tikus

Di sisi lain, pihak berwenang mengumumkan undang-undang untuk melarang impor sebagian besar produk plastik pada Agustus.

Aturan terbaru untuk pelarangan penggunaaan plastik sekali pakai juga berlaku mulai Januari.

Sri Lanka sejak 2017 melarang pembuatan atau impor plastik yang tidak dapat terurai yang digunakan untuk membungkus makanan dan tas belanja.

Baca juga: Kucing yang Ditahan karena Menyelundupkan Narkoba Kabur dari Penjara Sri Lanka

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa telah memberikan waktu kepada pejabat satwa liar hingga pertengahan 2022 untuk melaksanakan rencana pengurangan konflik manusia-gajah.

Konflik tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 600 gajah dan hampir 200 orang dalam dua tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com