Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Selandia Baru Dakwa 13 Pihak yang Sebabkan Korban Ledakan Gunung Berapi White Island

Kompas.com - 30/11/2020, 17:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

WELLINGTON, KOMPAS.com - Pejabat Selandia Baru telah mengajukan dakwaan kepada 13 pihak yang diduga gagal memenuhi kewajiban kesehatan dan keselamatan mereka saat mengunjungi gunung berapi aktif yang menewaskan 22 orang saat meletus pada 2019.

White Island, yang juga dikenal dengan nama Maori Whakaari, adalah gunung berapi aktif di lepas pantai Pulau Utara Selandia Baru.

Itu adalah destinasi wisata populer sebelum meletus pada Desember 2019, yang menewaskan pemandu dan pengunjung lokal.

Regulator kesehatan dan keselamatan tempat kerja negara itu, WorkSafe New Zealand, pada Senin (30/11/2020) mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan tuntutan terhadap 10 organisasi dan tiga individu.

Baca juga: Telepon Biden, PM Selandia Baru Tawarkan Tips dan Trik Tangani Wabah Covid-19

Institusi itu menuduh 13 pihak itu tidak melakukan prosedur wajar yang dapat dipraktikkan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan pekerja serta pengunjung White Island.

Melansir CNN pada Minggu (30/11/2020), masing-masing organisasi menghadapi denda maksimum 1,1 juta dollar AS (Rp 15,5 miliar), sementara individu menghadapi denda maksimum 211.000 dollar AS (Rp 2,9 miliar).

"Itu adalah peristiwa yang tidak terduga, tetapi itu bukan berarti tidak ada kewajiban bagi operator (SOP) untuk melindungi mereka yang berada dalam tanggung jawab mereka," kata kepala eksekutif WorkSafe Phil Parkes.

Dalam beberapa pekan sebelum letusan, layanan pemantauan gunung berapi Selandia Baru, GeoNet, menaikkan tingkat kewaspadaan di White Island menjadi Level 2 dari 5, yang berarti ada "aktivitas vulkanik sedang hingga tinggi."

Baca juga: Polisi Selandia Baru Perkenalkan Hijab sebagai Seragam Resmi Mereka

Empat puluh tujuh orang berada di pulau itu pada saat ledakan, termasuk yang berbulan madu dan keluarga.

Parkes mengatakan bahwa mereka pergi ke sana dengan harapan bahwa ada sistem untuk memastikan mereka pulang dengan selamat.

"Itu adalah harapan yang masuk ke jantung budaya kesehatan dan keselamatan kami," ujarnya.

"Sebagai bangsa kita perlu melihat tragedi ini dan bertanya apakah kita benar-benar berbuat cukup untuk memastikan ibu, ayah, anak-anak dan teman-teman kita pulang kepada kita dengan sehat dan aman," ungkapnya.

Baca juga: PM Selandia Baru Ungkap Kabinetnya: Wakilnya Gay, Menlu dengan Tato Maori

Tuduhan tersebut mengikuti investigasi yang oleh Parkes digambarkan sebagai yang "paling luas dan kompleks" dalam sejarah WorkSafe.

WorkSafe mengatakan tidak menyelidiki penyelamatan dan pemulihan korban, yang berarti tidak ada dakwaan yang terkait dengan upaya apa pun setelah letusan.

WorkSafe tidak menyebutkan nama pihak-pihak yang dituduh, karena mereka mungkin mencari aspek penindasan nama ketika kasus tersebut mengadakan sidang pertama pada Desember.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com