Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat Ini Berbohong Tak Periksa Kondisi Diego Maradona Sebelum Meninggal

Kompas.com - 30/11/2020, 16:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

BUENOS AIRES, KOMPAS.com - Seorang perawat yang menangani Diego Maradona mengaku, dia berbohong soal klaim memeriksa kondisi sang legenda sebelum meninggal.

Tim perawat dilaporkan menangani legenda Napoli dan Barcelona itu setelah menjalani operasi untuk menyembuhkan pendarahan di otak, pada awal bulan ini.

Si ners yang bertugas menangani Maradona kepada penyelidik mengungkapkan, dia sudah bohong soal klaim memasuki kamarnya di pagi sebelum meninggal.

Baca juga: Dokter Pribadi Maradona Digerebek atas Dugaan Pembunuhan Tak Disengaja

Dalam laporan kepada Medidom, ners yang mendapat jaga malam menuturkan Maradona masih bernapas dengan normal pada Rabu pukul 06.30 waktu setempat.

Perawat yang berjaga setelahnya kemudian mengeklaim, dia melihat mendiang legenda berusia 60 tahun itu masuk ke toilet namun tak kembali ke kamar.

Ners yang tak disebutkan identitasnya itu mengaku berusaha memeriksa tanda vital Maradona pukul 09.20, namun mendapat penolakan dari yang bersangkutan.

Tetapi dalam perkembangan terbaru, ners itu mengungkapkan dia tidak memeriksa kondisi Diego Maradona, melainkan "dipsak" membuat laporan tersebut.

"Saksi mengatakan, dia diminta menulis laporan kepada Medidom bahwa dia sudah berusaha memeriksa kondisi Maradona, di mana faktanya dia membiarkannya berisitrahat," jelas penyelidik.

Si ners melanjutkan pada siang hari waktu setempat, dia mendapati kondisinya tak responsif, sehingga sempat dilakukan resusitasi sebelum dinyatakan meninggal.

Baca juga: Digerebek, Dokter Pribadi Maradona Marah dan Menangis

Dilansir The Sun Minggu (29/11/2020), bintang sepak bola yang terkenal dengan "Gol Tangan Tuhan" itu dikhawatirkan menjadi korban pembunuhan.

Bahkan, Menteri Kesehatan Gines Gonzalez Garcia mengaitkan kematian si megabintang dengan kasus kematian misterius di Argentina.

Gines Garcia meminta kepada dokter yang pertama merespons untuk melapor ke penegak hukum. "Kami tidak ingin ada kasus Garcia Belsunce lagi di sini," kata dia.

Di merujuk kepada pembunuhan sosiolog Maria Marta, yang kasusnya dianggap kecelakaan saat ditemukan meninggal di kamar mandi.

Fans bentrok dengan polisi

Jaksa penuntut setempat menyatakan, mereka sudah menganalisis CCTV di dekat kediaman Maradona. Namun sejauh ini tak ada indikasi kriminal.

Baca juga: Tak Tinggalkan Wasiat, Pembagian Warisan Maradona Bisa Picu Sengketa

Sementara berdasarkan pemeriksaan post-mortem, mantan gelandang serang ini meninggal karena gagal jantung yang diakibatkan pembekuan darah.

Fans dilaporkan sempat bentrok dengan polisi, karena mereka ingin mendekati jenazah Diego Maradona yang disemayamkan di istana kepresidenan di Buenos Aires.

Banyak dari para penggemar yang menangis. Tidak sedikit dari mereka mengenakan jersey bernomor punggung 10 saat berkumpul di Casa Rosada.

Fans yang beruntung bisa memberi penghormatan terakhir di depan peti mati Maradona memberikan ciuman jauh, atau berteriak "Ayo, Diego!"

Baca juga: Selfie dengan Jenazah Diego Maradona, 3 Petugas Pemakaman Ini Dipecat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com