Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Etiopia: Pemimpin Pasukan Tigray Belum Mau Menyerah

Kompas.com - 30/11/2020, 16:12 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

ADDIS ABABA, KOMPAS.com – Pemimpin Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), Debretsion Gebremichael, mengatakan pihaknya masih terus berperang dengan tentara Etiopia di wilayah Tigray.

Komentar tersebut dilontarkannya setelah Etiopia menyatakan telah menduduki ibu kota Tigray, Mekelle, setelah digempur habis-habisan melalui serangan darat dan udara.

Perang di wilayah Tigray telah menewaskan ratusan dan mungkin ribuan sebagaimana dilansir dari Reuters, Senin (30/11/2020).

Konflik tersebut membuat banyak warga sipil memilih lari dan mengungsi ke Sudan dan Eritrea.

Baca juga: Konflik Etiopia: Roket dari Tigray Hantam Eritrea Lagi

Selain itu, pertempuran tersebut juga memengaruhi misi penjaga perdamaian di Somalia dan meningkatkan friksi antara berbagai kelompok etnik di Etiopia.

Melalui pesan singkat yang dikirim kepada Reuters, Gebremichael juga membantah laporan bahwa dia telah melarikan diri ke Sudan Selatan.

Dia juga menambahkan bahwa pasukannya mengatakan masih terus melakukan perlawanan di wilayah Tigray.

“Saya (berada) di dekat Mekelle di Tigray melawan penjajah,” kata Debretsion melalui pesan singkat tersebut.

Baca juga: PM Etiopia Perintahkan Serangan Terakhir untuk Menggempur Ibu Kota Tigray

Dia menambahkan bahwa pasukannya telah menangkap beberapa orang Eritrea yang bertempur bersama pasukan federal Etiopia.

Di sisi lain, Juru Bicara Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed, Billene Seyoum, mengatakan kepada Reuters bahwa komentar Debretsion harus diabaikan.

Dia mengatakan Pemerintah Federal Etiopia memiliki prioritas lain untuk mengatur negara dan berupaya menjaga stabilitas bagi mereka yang terdampak.

“Melacak dan menanggapi banyak delusi dari kelompok kriminal yang hancur yang menjadi tidak relevan bukanlah fokus kami,” kata Seyoum kepada Reuters.

Baca juga: Dewan Keamanan PBB Batalkan Pembahasan Konflik Etiopia-Tigray

Di sisi lain, belum ada komentar terbaru dari Pemerintah Eritrea, meski pada awal konflik meletus mereka membantah terlibat.

TPLF juga telah menembakkan roket ke Ibu Kota Eritrea, Asmara.

Klaim dari semua pihak sulit untuk diverifikasi karena sambungan telepon dan jaringan internet ke wilayah Tigray telah mati dan aksesnya dikontrol dengan ketat sejak konflik pecah pada 4 November.

Diberitakan Kompas.com sebelumjnya, Ahmed mengirim pasukan ke markas militer di bagian utara wilayah Tigray yang berbatasan dengan Eritrea dan Sudan pada 4 November.

Baca juga: Bahas Perang Pemerintah Etiopia dan Tigray, Dewan Keamanan PBB Gelar Pertemuan

Dia menuduh partai TPLF telah menyerang markas tersebut dan mengumumkan melalui siaran televisi beberapa hari kemudian bahwa militer Etiopia telah mengebom markas tersebut sebagai bentuk pembalasan.

Beberapa hari setelahnya, Amnesty International melaporkan bahwa ratusan orang telah terbunuh dalam serangan pisau dan parang di kota Mai Kadra, wilayah Tigray.

Pihak TPLF disalahkan atas serangan tersebut meski pemimpinnya menolak bertanggung jawab.

Baca juga: Dikepung Pasukan Etiopia, Pemimpin Tigray: Kami Siap Mati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com