Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 300 Orang Dihukum Penjara Seumur Hidup karena Terlibat Kudeta 2016 terhadap Erdogan

Kompas.com - 26/11/2020, 20:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Pengadilan Turki memenjarakan 337 mantan pilot dan tersangka lainnya seumur hidup dalam salah satu persidangan terbesar yang berasal dari upaya kudeta pada 2016 terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Fethullah Gulen, seorang pengkhotbah Muslim yang berbasis di AS yang pernah menjadi sekutu Erdogan, dituduh memerintahkan kudeta yang gagal.

Gulen, yang gerakannya telah dilarang sebagai kelompok teroris oleh Ankara, membantah keras semua tuduhan itu, seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (26/11/2020).

Sebanyak 251 orang tewas dan lebih dari 2.000 lainnya terluka dalam aksi kudeta yang berubah menjadi momen menentukan pemerintahan Erdogan dan politik Turki kontemporer.

Baca juga: Presiden Erdogan Ajak Dialog Uni Eropa untuk Masa Depan Turki

Ruang sidang terbesar di negara itu dipenuhi puluhan personel keamanan dan pengacara. Hakim ketua pun memerintahkan seorang terdakwa yang memprotes untuk "Duduk!" beberapa kali sebelum membacakan putusan.

Dia menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada pilot angkatan udara yang tidak puas yang mengebom ibu kota Ankara dan warga sipil yang mengatur upaya kudeta dari dalam pangkalan militer Akinci dekat ibu kota.

Dokumen pengadilan yang diperoleh AFP menunjukkan 337 terdakwa dijatuhi hukuman seumur hidup, karena pembunuhan, melanggar perintah konstitusional, dan mencoba membunuh Erdogan.

Enam puluh tersangka dijatuhi hukuman penjara dengan jangka waktu yang berbeda-beda, sementara 75 orang dibebaskan.

Vonis lengkap diharapkan dipublikasikan secara resmi pada Kamis malam.

Baca juga: Macron Tuduh Rusia dan Turki Kampanyekan Sentimen Anti-Perancis di Afrika

Keadilan telah diberikan

"Keadilan telah dijalankan," kata Ufuk Yegin, yang mewakili asosiasi keluarga korban, kepada AFP.

"Kami yakin hukuman diberikan sesuai dengan hukum yang ada," tambahnya.

Kepala staf jenderal Hulusi Akar, yang sekarang menjabat sebagai menteri pertahanan, dan komandan tertinggi lainnya disandera di pangkalan militer selama 1 malam, sebelum penyelamatan mereka pada pagi hari pada 16 Juli 2016.

Jet tempur F-16 menghantam gedung parlemen, jalan dekat istana presiden dan markas pasukan khusus serta polisi Ankara.

Baca juga: Erdogan Janjikan Reformasi Ekonomi, Demokrasi, dan Peradilan untuk Hubungan Turki-AS Lebih Baik

Erdogan sedang berlibur di Turki selatan pada saat itu.

Bom tersebut menewaskan 68 orang di ibu kota dan melukai lebih dari 200 orang. Sembilan warga sipil juga tewas saat mencoba menghentikan komplotan di pintu masuk pangkalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com