Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Azerbaijan-Armenia Tengah Diselidiki Adanya Dugaan Kejahatan Perang

Kompas.com - 25/11/2020, 23:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BAKU, KOMPAS.com - Jaksa penuntut umum Baku pada Rabu (25/11/2020) mengatakan, sedang menyelidiki dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Armenia dan Azerbaijan selama 6 pekan pertempuran memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.

Azerbaijan dan Armenia saling menuduh telah melakukan kejahatan perang dalam pertempuran sengit yang meletus di Karabakh pada 27 September, menyalakan kembali konflik mereka yang membara untuk menguasai wilayah itu.

Melansir AFP pada Rabu (25/11/2020), terdapat video yang beredar di media sosial selama pertempuran yang diduga menunjukkan eksekusi tahanan perang Armenia oleh pasukan Azerbaijan dan tentara Armenia yang mengotori jenazah prajurit Azerbaijan.

Baca juga: Sniper Iran Unggah Foto Provokasi Targetkan Presiden Azerbaijan

Jaksa Agung Azerbaijan, Kamran Aliyev mengatakan kepada AFP bahwa kantornya sedang mempelajari rekaman tersebut, sebagai bagian dari penyelidikan atas perlakuan tidak manusiawi terhadap para tahanan Azerbaijan dan pencemaran tubuh pasukan Azerbaijan.

"Kami juga telah memulai penyelidikan atas perlakuan tidak manusiawi terhadap prajurit Armenia yang ditahan," katanya dalam sebuah wawancara.

Baca juga: Kalah dari Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, PM Armenia Akui Bertanggung Jawab

"Ada banyak video palsu. Tapi, harus terus terang juga ada video yang bisa jadi asli," ujarnya.

"Azerbaijan adalah negara hukum dan kami bereaksi terhadap fakta semacam itu," tambahnya.

Dia mengatakan bahwa Azerbaijan juga telah memulai penyelidikan 73 kasus kriminal yang dilakukan oleh pasukan Armenia dengan menembaki sasaran sipil di Azerbaijan.

Baca juga: Pasukan Azerbaijan Masuki Distrik Pertama yang Dimenangkan dalam Perang dengan Armenia

Serangan itu, "merenggut nyawa 94 warga sipil, termasuk anak-anak kecil, wanita dan orang tua," kata Aliyev.

Lalu, ia mengatakan bahwa ada 4 pemimpin separatis Armenia, termasuk presiden republik Nagorno-Karabakh yang tidak dikenal, Arayik Harutyunyan, didakwa melakukan kejahatan perang in absentia.

Baca juga: Armenia Ganti Menteri Pertahanan Usai Kalah Perang dari Azerbaijan

Nagorno-Karabakh mendeklarasikan kemerdekaan dari Azerbaijan hampir 30 tahun yang lalu, tetapi belum diakui secara internasional, bahkan oleh Armenia.

Pertempuran yang meletus pada 27 September berlangsung lama, meskipun ada upaya oleh Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat untuk mendorong gencatan senjata.

Baca juga: Virus Corona Melonjak Drastis Usai Perang, Azerbaijan Lockdown Lagi

Kesepakatan perdamaian yang ditengahi Moskwa diumumkan pada 10 November, setelah militer Azerbaijan membanjiri pasukan separatis Armenia dan mengancam akan bergerak maju ke kota utama Karabakh, Stepanakert.

Di bawah perjanjian tersebut, Armenia kehilangan kendali atas 7 distrik yang direbut selama perang pasca-Soviet pada 1990-an, yang menewaskan 30.000 orang dan membuat banyak orang Azerbaijan yang dulu tinggal di sana mengungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com