Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sniper Iran Unggah Foto Provokasi Targetkan Presiden Azerbaijan

Kompas.com - 22/11/2020, 17:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BAKU, KOMPAS.com - Seorang penembak runduk (sniper) Iran disebut menggunggah foto provokatif yang menunjukkan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.

Foto itu memerlihatkan Aliyev bersama istrinya, Wakil Presiden Mehriban Aliyeva saat mengunjungi Jembatan Khudaferin di kota Jabrayil, dekat perbatasan Iran.

Si penembak runduk kemudian mengunggah foto di media sosial, di mana dia berusaha membidik pasangan nomor satu Azerbaijan.

Baca juga: Kalah dari Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, PM Armenia Akui Bertanggung Jawab

Tak pelak, aksi yang dilakukan si sniper menuai beragam reaksi. Publik Azerbaijan mengecamnya karena memuat gambar kontroversial itu.

Sementara rakyat Armenia, negara yang menjadi rival Baku di Kaukaisa, menyarankan si penembak untuk melepaskan timah panas ke Aliyev dan istrinya.

Baik Baku maupun Iran tidak memberikan komentar atas foto itu, dalam kunjungan yang dilaporkan terjadi pada Selasa waktu setempat (17/11/2020).

Diwartakan Daily Sabah Kamis (19/11/2020), Baku merebut kota Jabrayil dan sejumlah desa dari separatis Armenia pada pertengahan Oktober.

Pada Senin (16/11/2020), Presiden Azerbaijan sejak 2003 itu dan istrinya berkunjung ke sebagian wilayah Nagorno-Karabakh yang mampu mereka rebut.

Hikmet Hajiyev, asisten dari Aliyev kemudian membagikan foto ketika sang presiden berkunjung, seraya melontarkan kecaman kepada Yerevan.

Baca juga: Pasukan Azerbaijan Masuki Distrik Pertama yang Dimenangkan dalam Perang dengan Armenia

Kecaman itu muncul setelah di sejumlah daerah yang direbut militer, rakyat dari etnis Armenia membakar bangunan dan kota sebelum mundur.

"Semuanya rata dengan tanah. Besarnya vandalisme yang ditunjukkan Armenia di luar nalar. Presiden Aliyev menekankan rekonstruksi total harus dilakukan," paparnya.

Pada pertengahan November lalu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengumumkan kesepakatan perdamaian dengan Baku, yang dimotori Rusia.

Baca juga: Armenia Ganti Menteri Pertahanan Usai Kalah Perang dari Azerbaijan

Gencatan senjata itu menghentikan perang yang pecah sejak 27 September di Nagorno-Karabakh, dan menewaskan lebih dari 1.000 orang.

Sesuai dengan isi dari kesepakatan, kelompok separatis diperintahkan untuk meninggalkan daerah yang direbut oleh Azerbaijan paling lambat pada 15 November.

Namun berdasarkan perkembangan yang ada, diumumkan bahwa warga diperbolehkan meninggalkan tempat itu pada 25 November.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com