BAKU, KOMPAS.com - Azerbaijan mengatakan pada Jumat (20/11/2020), pasukannya telah memasuki sebuah distrik yang dimenangkan di Nagorno-Karabakh yang sebelumnya merupakan rumah bagi separatis Armenia.
Capaian itu merupakan bagian dari kesepakatan damai yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran berminggu-minggu di wilayah itu.
Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan pasukan dipindahkan ke distrik Aghdam, 1 dari 3 distrik yang akan diserahkan Armenia, sehari setelah tentara dan tank Armenia ditarik dari wilayah itu.
Melansir dari AFP pada Jumat (20/11/2020), Azerbaijan juga akan memulihkan distrik Kalbajar yang terjepit di antara Nagorno-Karabakh dan Armenia pada 25 November dan distrik Lachin pada 1 Desember.
Penduduk Armenia di Aghdam buru-buru memetik buah delima dari pohon di sekitar rumah mereka dan mengemasi van dengan furnitur sebelum melarikan diri sebelum batas waktu untuk menyerahkan provinsi pegunungan itu tiba.
Baca juga: Armenia Ganti Menteri Pertahanan Usai Kalah Perang dari Azerbaijan
Menjelang penyerahan, warga membakar rumah mereka, tidak meninggalkan apa pun untuk rival sengit mereka.
Bentrokan sengit antara pasukan Azerbaijan dan separatis Armenia pecah pada akhir September di wilayah Nagorno-Karabakh.
Pertempuran itu berlangsung 6 pekan, menyebabkan ribuan orang tewas dan membuat lebih banyak orang mengungsi.
Para mantan musuh Soviet setuju untuk mengakhiri permusuhan pekan lalu, dalam kerangka kesepakatan yang ditengahi oleh Moskwa yang mencakup pengerahan pasukan penjaga perdamaian Rusia dan penyerahan sebagian wilayah oleh Armenia.
Turki telah mengatakan bahwa beberapa pasukannya juga akan mengamati pengaturan gencatan senjata dari pusat koordinasi di Azerbaijan, tetapi Putin telah menekankan bahwa pasukan Turki tidak akan hadir di Nagorno-Karabakh.
Baca juga: Virus Corona Melonjak Drastis Usai Perang, Azerbaijan Lockdown Lagi
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyebut orang-orang Armenia yang menghancurkan properti saat mereka melarikan diri sebagai "musuh liar".
"Mereka mempermalukan diri sendiri di depan seluruh dunia," katanya.
Pada Kamis, orang-orang merayakannya di Baku, dengan mobil-mobil yang diarak melalui kota dengan bendera sekutu Azerbaijan, Rusia dan Turki.
Separatis di Nagorno-Karabakh dan beberapa distrik sekitarnya telah merebut wilayah itu dan mengklaim kemerdekaan setelah perang pasca-Soviet 1990-an yang menewaskan sekitar 30.000 orang.
Namun, klaim mereka tidak diakui secara internasional, bahkan oleh Armenia.