Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan AS di Irak dan Afghanistan Bakal Dikurangi secara Drastis, Ini Rinciannya

Kompas.com - 18/11/2020, 11:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump bakal mengurangi jumlah pasukan AS secara signifikan di Irak dan Afghanistan, demikian keterangan Pentagon.

Dalam pernyataan Penjabat Menteri Pertahanan Christopher Miller, serdadu yang bertugas di Afghanistan bakal turun dari 4.500 ke 2.500.

Kemudian jumlah tentara yang menjalani misi di Irak bakal dikurangi dari 3.000 personel ke 2.500, dengan penerapannya dilaksanakan tahun depan.

Baca juga: Suriah Minta Tukar Sandera dengan Keringanan Sanksi dan Penarikan Pasukan AS

Miller menerangkan, pemulangan jumlah yang signifikan ini akan terjadi lima hari sebelum Joe Biden dilantik sebagai Presiden AS.

Pengumuman itu disampaikan meski sejumlah pejabat militer berusaha mengulur waktu pemulangan pasukan AS, terutama di Afghanistan.

Selain itu, keputusan ini berbeda dari janji Trump, di mana dia menekankan akan "menghentikan perang abadi" dan memulangkan semua prajurit.

Militer AS sudah berada di Afghanistan sejak Oktober 2001, di mana sekarang terdapat kekhawatiran Taliban masih menyerang pasukan pemerintah lokal.

Dilansir Sky News Selasa (17/11/2020), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memeringatkan penarikan prematur bisa berdampak buruk.

Salah satunya adalah ketakutan negara itu bisa kembali menjadi sarang teroris, dan bisa merencanakan serangan ke negara Barat.

Baca juga: Trump Bakal Segera Umumkan Penarikan Pasukan AS dari Irak dan Afghanistan

Stoltenberg juga yakin, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bisa bermarkas di Afghanistan setelah kehilangan kekuasaan di Irak dan Suriah.

Setidaknya dalam satu pekan terakhir, ISIS mengeklaim serangan di Afghanistan. Salah satunya penembakan di Universitas Kabul yang menewaskan puluhan orang.

Militer tidak menjawab pertanyaan dari awak media, hanya menyatakan Pentagon akan siap bergerak jika kondisi dua negara memburuk.

Baca juga: Dugaan Intelijen: Iran Bayar Taliban jika Serang Pasukan AS

"Jika pasukan teror yang hendak mengganggu stabilitas kembali berulah, kami siap mengerahkan kemampuan untuk menggempur mereka," janji Militer.

Sementara Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien menuturkan penarikan pasukan itu merupakan hak prerogatif Trump selama menjabat.

"Pada Mei, Presiden Trump berharap bahwa seluruh (pasukan AS) bisa dipulangkan semuanya dan kembali dengan selamat," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com