Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muslim, China, dan Aborigin adalah Kelompok Minoritas yang Jadi Target Rasisme

Kompas.com - 13/11/2020, 23:11 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

 

SYDNEY, KOMPAS.com - Sebuah penelitian di Australia menunjukkan lebih dari setengah artikel opini di media-media Australia menggambarkan kelompok minoritas secara negatif.

Studi yayasan non-profit anti-rasisme di Australia, "All Together Now" menemukan bahwa warga Muslim menjadi kelompok yang paling sering menjadi target di media, diikuti warga keturunan China dan Aborigin.

Saat Nayma Bilal, seorang Muslimah yang menggunakan niqab pergi ke sebuah pantai di kota Sydney, seorang perempuan menghampirinya lalu berkata, "pergilah dari negara ini, kamu tidak pantas ada di sini".

Melansir ABC Indonesia pada Rabu (11/11/2020), ini adalah salah satu contoh perilaku rasis yang dialaminya di Australia, setelah pindah ke negara tersebut dari Bangladesh di usianya yang keempat.

"Saya besar di Australia dan adik-adik saya lahir di sini. Kami sama-sama orang Australia seperti kamu," kata Nayma dalam insiden tersebut.

Nayma mengatakan perempuan Muslim di Australia, termasuk yang menggunakan niqab, seringkali disalahpahami dan menjadi korban dari rasisme di media.

Baca juga: Kartun Ini Mengandung Konten Rasis, Disney Keluarkan Pesan Peringatan dalam Film

"Ini jadi yang paling membuat marah ketika media lebih fokus menggambarkan Muslim sebagai teroris atau orang yang jahat," ujar Nayma yang berusia 19 tahun.

"Kemudian secara tidak sadar mempengaruhi orang-orang saat berinteraksi dengan Muslim."

"Sangat mengecewakan karena kita tidak diberi kesempatan seperti komunitas lainnya untuk menyuarakan pendapat kita dan menunjukkan siapa kita dan agama yang kita anut."

Jennifer McLean, manajer proyek "All Together Now" mengatakan "tingginya angka statistik yang menggelisahkan" ini telah menimbulkan dampak nyata bagi kelompok minoritas di Australia.

"Tidak hanya rasisme terus belanjut dalam komentar di media, tapi juga semakin menyesatkan atau berbahaya," ujar Jennifer.

"All Together Now" mengamati tulisan-tulisan di media dengan melihat penggunaan kata-kata yang membuat stereotip, menebarkan ketakutan, pemikiran yang salah, tanpa konteks dan "mengaburkan gagasan antara kritik dengan sentimen rasis".

Baca juga: Pedas, Michelle Obama Serang Trump dan Menyebutnya Rasis

Kekhawatiran soal artikel yang rasis kepada warga keturunan China

Apa yang dialami oleh Nayma juga dirasakan oleh para perempuan lain dari kelompok minoritas, seperti Yongyan Xia asal China yang kini sedang belajar biomedis di Melbourne.

Ketika pandemi Covid-19 terjadi di Australia awal tahun ini, dia berusaha untuk tidak membaca berita.

"Banyak artikel yang diunggah di Facebook menyebutnya 'virus China', 'jangan berhubungan dengan orang China karena Anda akan tertular'. Buruk sekali," kata Yongyan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com