Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Anti-Rasisme Terjadi 100 Hari Tanpa Henti di Portland AS

Kompas.com - 05/09/2020, 12:38 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PORTLAND, KOMPAS.com - Kota Portland di Amerika Serikat (AS) akhir pekan ini memasuki 100 hari demonstrasi tanpa henti yang mengecam kebrutalan polisi dan menyuarakan anti-rasisme.

Aksi unjuk rasa ini awalnya dipicu oleh kematian George Floyd di Minneapolis pada Mei.

Demo-demo kemudian merebak ke kota lain, termasuk Portland di negara bagian Oregon.

Khusus di Portland, kota yang berpenduduk 650.000 jiwa dan lebih dari 70 persen warganya berkulit putih, para aktivis tetap berada di jalan hampir setiap malam, menuntut keadilan rasial dan akuntabilitas polisi.

Baca juga: Pro-Kontra, Trump Batalkan Penarikan Pasukan Federal untuk Pembersihan Kerusuhan di Portland

"Kalau kita mau mengubah sistem, menolak rasisme sistematis ini, kita harus terus menyuarakannya di jalanan setidaknya sampai pemilu," kara seorang demonstran yang hanya memberikan inisial nama S saat diwawancarai AFP.

Lelaki itu menuduh Presiden Donald Trump mengobarkan ketegangan rasial, dengan mengatakan "negara tidak pernah sepecah ini sebelumnya".

Meski demonstrasi mereda setelah agen federal mundur pada akhir Juli, ketegangan meningkat lagi akhir pekan lalu setelah seorang pria yang diidentifikasi sebagai pendukung kelompok sayap kanan ditembak mati.

Baca juga: Pendemo Bugil dalam Aksi Portland: Rasanya seperti Ada di Pusat Badai

Trump menyebut kota itu dikepung oleh "preman" yang terlibat dalam "terorisme domestik", meski sebagian besar aksi unjuk rasa berlangsung damai.

Dia juga memperingatkan jika rivalnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, memenangkan pemilu pada November, kota-kota seperti Portland akan kacau di seantero AS.

Namun sejumlah aktivis di Portland mengaku, mereka tidak menyampikan aspirasi dengan anarkis.

"Kami tidak berniat membakar barang-barang," kata Reese Monson (30) seorang pemimpin gerakan Black Lives Matter setempat, kepada AFP pekan ini di sela-sela dmeo dekat kantor polisi.

Saat dia berbicara, puluhan demonstran berpakaian hitam yang mengenakan masker, melontarkan hinaan ke polisi yang merespons dengan menyalakan cahaya terang untuk menyilaukan mata.

Situasi sebagian besar tetap tenang malam itu, tidak seperti di malam-malam lainnya ketika polisi menembakkan gas air mata dan amunisi-amunisi lainnya untuk membubarkan massa.

Baca juga: Kerusuhan di Portland AS, Wali Kota Ditembaki Gas Air Mata

Hak untuk protes

Monson berkata, dia sudah ikut demo sejak hari pertama dan mengakui beberapa demonstran memboncengi aksi Black Lives Matter untuk membuat kerusuhan.

Tapi dia bersikeras, unjuk rasa itu secara keseluruhan berlangsung damai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com