Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Informasi Intelijen yang Penting untuk Biden Ditunda oleh Trump

Kompas.com - 13/11/2020, 07:27 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menolak transisi pemerintahan dan akses intelijen, makin banyak sekutunya menyerukan agar Presiden AS terpilih Joe Biden memiliki akses ke informasi pengarahan intelijen.

Dilaporkan Associated Press (AP) pada Jumat (13/11/2020), Senator Texas, John Cornyn, anggota komite intelijen Senat mengatakan pada Kamis (12/11/2020), "Saya hanya tidak mau pembenaran apapun untuk menunda pengarahan."

Sekutu Trump lain, senator terlama dari Partai Republik dari Iowa, Chuck Grassley juga mengatakan tidak ada masalah dengan pengarahan intelijen untuk Biden, "Saya tidak melihat ada masalah dengan itu," ujarnya.

Ketua Komite Kehakiman Senat, Lindsey Graham, salah satu orang kepercayaan dan terdekat Trump juga mengiyakan ketika ditanya apakah Biden harus diberi pengarahan.

Baca juga: Presiden AS Terpilih Joe Biden Dikabarkan Berbicara dengan Paus Fransiskus, Apa Isinya?

Senat Partai Republik sepakat Biden perlu menerima informasi keamanan nasional rahasia bahkan ketika mereka menolak mengakui kemenangan Demokrat dalam pemilihan presiden, berdasarkan klaim Trump yang menuduh adanya kecurangan.

“Pada titik ini setidaknya, saya pikir dia harus mendapatkan pengarahan intelijen," ujar Senator Missouri, Josh Hawley.

“Pengarahan yang dia dapatkan sebagai kandidat harus dilanjutkan. Saya pikir dia harus terus mendapatkan apa yang dia dapatkan lalu mari kita lanjutkan dengan resolusi pada beberapa perselisihan ini.”

Senator James Lankford mengatakan, "Kedua belah pihak perlu memiliki akses ke informasi [intelijen] karena kami tidak tahu siapa presiden yang akan datang, jadi biarkan bagian dari proses ini terus berlanjut demi keamanan nasional."

Baca juga: BI Sebut Kemenangan Joe Biden Beri Optimisme di Pasar Keuangan

Lankford mengatakan dia akan menekan birokrasi administrasi pemerintahan Trump untuk melanjutkan proses transisi sehingga Biden dapat memahami isu-isu rahasia.

Dia mengatakan pada Rabu bahwa dia akan ikut andil jika transisi tidak berjalan lancar.

Untuk saat ini, pejabat Direktur Intelijen Nasional, John Ratcliffe, sekutu setia Trump, mengatakan pihaknya tidak dapat memulai pembicaraan dengan tim transisi Biden sampai pemerintahan Trump memulai proses transisi tersebut.

Tetapi faktanya, pemerintahan Trump menunda proses itu.

Pejabat Ratcliffe, yang mengawasi lebih dari puluhan badan intelijen AS, mengatakan bahwa Trump harus mengikuti Undang-Undang Transisi Presiden, yang mewajibkan Administrasi Layanan Umum untuk terlebih dahulu memastikan pemenang pemilihan.

Baca juga: Trump dan Partai Republik Tolak Proses Transisi ke Biden

Administrator General Service Administration (GSA) yang mengurus transisi pemerintahan, Emily Murphy, yang ditunjuk oleh Trump, belum secara resmi menunjuk Biden sebagai presiden terpilih.

Badan-badan intelijen telah memberikan pengarahan intelijen umum (tidak termasuk informasi tentang operasi, sumber serta metode rahasia) untuk calon presiden AS sejak tahun 1952.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com