Penyelidikan telah diluncurkan untuk mengetahui mengapa Austria tidak mengamati Fejzulai, meskipun diberi tahu oleh pihak berwenang Slovakia bahwa ia telah mencoba membeli amunisi di sebuah toko di Bratislava pada Juli.
Proposal anti-terorisme pemerintah juga mencakup rencana untuk melucuti kewarganegaraan Austria mereka yang dihukum karena tindak pidana terorisme.
Baca juga: 3 Terdakwa Aksi Teror 2015 Positif Corona, Sidang Charlie Hebdo Ditunda
Pada Senin, hampir 1.000 polisi dan petugas dinas intelijen menggerebek rumah, bisnis, dan asosiasi yang diduga terkait dengan Ikhwanul Muslimin dan Hamas.
Dalam tindakan itu polisi menyita jutaan euro dalam bentuk tunai di 4 provinsi.
Jaksa penuntut bersikeras bahwa penggerebekan itu tidak ada hubungannya dengan serangan pada pekan lalu, tetapi merupakan hasil dari penyelidikan yang berlangsung lebih dari setahun.
Serangan di Wina itu menyusul serangan di Nice, Perancis, di mana 4 orang tewas.
Setelah beberapa serangan, Perancis juga mulai menutup masjid dan menindak organisasi yang diduga menyebarkan kebencian.
Namun, ada kekhawatiran dari berbagai tindakan pemerintah Eropa itu bersifat hukuman kolektif dan meningkatkan Islamofobia, terutama karena BarakaCity, sebuah lembaga amal terkemuka, dibubarkan pada akhir Oktober.
Baca juga: Dapat Stigma akibat Teror di Perancis, Umat Islam Merasa Tertekan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.