Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Joe Biden Akhiri Dukungan AS kepada Arab Saudi dalam Perang di Yaman

Kompas.com - 12/11/2020, 17:09 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden terpilih AS, Joe Biden telah mengeluarkan wacana untuk menentukan posisinya terhadap Arab Saudi dan perang di Yaman.

Dalam 2 tahun terakhir, Biden telah mengatakan bahwa "sangat sedikit nilai penebusan sosial" yang telah dilakukan pemerintah Arab Saudi, dibandingkan tindakan yang telah membunuh "anak-anak...dan orang-orang tidak berdosa" di Yaman, yang menjadi negara "paria".

“Di bawah pemerintahan Biden-Harris, kami akan menilai kembali hubungan kami dengan kerajaan (Arab Saudi), mengakhiri dukungan AS untuk perang Arab Saudi di Yaman, dan memastikan Amerika tidak menjual senjata atau membeli minyaknya,” kata Biden pada Oktober.

Pernyataan yang kuat itu secara luas digaungkan juga oleh Partai Demokrat. Hanya dalam sepekan terakhir, Perwakilan AS, Ro Khanna, menulis di Twitter bahwa Demokrat akan "berhenti mendanai perang Saudi di Yaman".

Melansir Al Jazeera pada Rabu (11/11/2020), alasan Demokrat untuk menghukum Arab Saudi ini jelas, bahwa perang berkelanjutan di Yaman tidak manusiawi.

Terjadi pembunuhan pembangkang Saudi, Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018, adalah salah satu pertimbangannya.

Baca juga: Kemenlu AS Diduga Blokir Pesan dari Para Pemimpin Dunia untuk Joe Biden

Namun pada masa pemerintahan Trump, AS mendukung secara terbuka sepanjang urusan dengan Arab Saudi.

Selain antipati bersama untuk Iran, Arab Saudi adalah tujuan kunjungan luar negeri pertama Presiden Donald Trump.

Trump sesumbar bahwa dia melindungi Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), setelah kasus pembunuhan Khashoggi menyebar.

Di sisi lain, banyak pihak Demokrat menyerukan MBS untuk dimintai pertanggungjawaban.

Namun, sering kali ada perbedaan antara janji yang dibuat dalam kampanye dan realitas selama pemerintahan yang berjalan. Secara historis, pemimpin dari negara yang paling kuat di dunia itu selalu berusaha bersahabat dengan Arab Saudi.

Sehingga, para analis mengatakan bahwa kemungkinan besar Biden akan mengadopsi pendekatan seimbang terhadap Arab Saudi.

Meskipun berbeda dengan Trump, beberapa orang di Demokrat mungkin tidak ingin melakukan penolakan sepenuhnya untuk berhubungan baik dengan negara kerajaan itu.

Baca juga: Joe Biden Tunjuk Penasihan Lamanya menjadi Kepala Staf Gedung Putih

"Pemerintahan Biden akan mengakhiri persepsi bahwa kepemimpinan Saudi menikmati dukungan hampir tanpa syarat dari Gedung Putih...dengan maksud untuk membatasi kembali di sekitar tujuan yang melayani kepentingan bersama," kata Kristian Ulrichsen, seorang rekan untuk Timur Tengah di Universitas Rice.

"Ini termasuk cara untuk melepaskan Arab Saudi dari Yaman," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com