WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dari peringatan hingga dukungan serta ejekan, negara-negara lain memberikan reaksinya pada pilpres AS (pemilihan presiden Amerika Serikat).
Ajang empat tahunan itu kali ini mempertemukan petahana Donald Trump dan Mike Pence, melawan Joe Biden serta Kamala Harris yang mewakili Partai Demokrat.
Lantas bagaimana respons dunia soal pemilu AS 2020? Berikut rangkumannya yang disarikan dari AFP.
Baca juga: Pilpres Amerika: Trump Gugat 3 Negara Bagian, Minta Stop Penghitungan Suara
"Segala sesuatu yang mengkhawatirkan negara kami dipandang oleh Amerika Serikat seperti kain merah buat banteng," sindir juru bicara Kremlin Dmitri Peskov kepada wartawan pada Kamis (5/11/2020).
"Itulah kenapa kami tidak akan berkomentar. Orang-orang Amerika mungkin perlu mengurusi urusan mereka sendiri."
Dia menambahkan, ketidakpastian dari hasil pemilu di negara adidaya itu kemungkinan bakal berujung konsekuensi negatif untuk dunia, terutama bagi ekonomi global.
Baca juga: Saat Joe Biden Pecahkan Rekor Suara Terbanyak, Salip Obama di Pilpres 2008...
"Benar-benar tontonan!" twit Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Rabu (4/11/2020).
"Ada yang bilang ini pemilu paling curang dalam sejarah AS. Siapa bilang begitu? Presiden yang sekarang menjabat."
Kepala pengamat internasional untuk pemilu AS menuduh Trump melakukan penyalahgunaan jabatan yang parah, setelah presiden menyebut pilpres Amerika sebagai penipuan dan menuntut penghitungan suara dihentikan.
"Hal yang paling mengganggu adalah dengan cerewetnya presiden di Gedung Putih, yaitu dengan semua lambang kekuasaan, panglima tertinggi Amerika menyerukan diakhirinya penghitungan konon karena kemenangannya," kata Michael Link dari Organization for Security and Co-operation di Eropa, kepada harian Jerman Stuttgarter Zeitung.
Baca juga: Iran: Kekacauan Pilpres AS adalah Wajah Realitas Demokrasinya
Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan dia berharap Trump akan menang.
Pemimpin sayap kanan yang dijuluki 'Tropical Trump' itu memang dikenal akrab dengan presiden ke-45 AS tersebut.
"Anda tahu di mana posisi saya, sudah jelas. Saya memiliki hubungan baik dengan Trump. Saya berharap dia akan terpilh lagi," kata Bolsonaro kepada para pendukungnya, pada Rabu (4/11/2020).
Inggris bersikeras kemitraannya dengan AS berada di tangan yang aman, siapa pun yang menang di pilpres AS entah Trump lagi atau Biden.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, "Saya tidak khawatir tentang hubungan itu."
Baca juga: Janji Pilpres AS 2016 Apa Saja yang Sudah Ditepati Trump?
Menteri Luar Negeri Spanyol Arancha Gonzalez Laya menekankan pentingnya menghormati institusi seperti Uni Eropa.
"Banyak populis yang tidak suka institusi," katanya pada Kamis (5/11/2020).
"Saya di sini tidak berbicara tentang Amerika Serikat saja, tetapi populis pada umumnya di seluruh dunia."
"Itulah mengapa sangat penting untuk melindungi institusi kita... karena pada akhirnya mereka adalah penjamin demokrasi kita."
Sementara itu Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer pada Rabu mengatakan, Amerika menghadapi situasi yang sangat eksplosif dan kemungkinan krisis sistemik
Baca juga: Bermusuhan dengan Trump, Uni Eropa Dukung Joe Biden Menang Pilpres AS
Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian memperkuat pernyataannya, bahwa sifat hubungan AS-Uni Eropa berubah secara permanen di bawah Trump.
Eropa perlu membangun hubungan transatlantik baru, yang merupakan kemitraan baru terlepas dari siapa yang menang, katanya pada Kamis.
Perancis di bawah kepemimpunan Presiden Emmanuel Macron ingin agar Eropa menjauh dari ketergantungannya pada kekuatan militer Amerika, khususnya dalam hal pertahanan.
Mengabaikan kekhawatiran rekan-rekannya di Uni Eropa, PM Slovenia negara kelahiran Melania Trump, pada Rabu memberi semangat kepada Trump untuk kemenangannya lagi.
"Sangat jelas bahwa orang Amerika telah memilih Donald Trump dan Mike Pence selama empat tahun lagi," tulis PM Janez Jansa di Twitter.
Jansa bersama PM Hongaria Viktor Oran adalah salah satu dari segelintir pemimpin negara di Uni Eropa yang mendukung Trump, dan berkata Biden akan menjadi salah satu presiden AS terlemah dalam sejarah.
Baca juga: Gaya Modis Melania Trump Saat Nyoblos, Pakai Gaun Gucci dan Tas Hermès
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.