Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Tinggi Korea Selatan akan Kunjungi AS di Tengah Situasi Ketidakpastian Pemilu

Kompas.com - 05/11/2020, 20:06 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Para pejabat Korea Selatan mengatakan pada Kamis (5/11/2020) bahwa pejabat tingginya berencana untuk mengunjungi Washington pekan depan, di tengah pemilu Amerika Serikat yang masih penuh ketidakpastian.

Diketahui Seoul berjanji menjadi aliansi kuat untuk Amerika Serikat, terlepas dari hasil pemilihan presiden.

Penantang capres pertahana, Joe Biden dari Demokrat memperkirakan dapat kemenangannya dapat tercapai pada Rabu (4/11/2020), setelah memenangkan 2 negara bagian kunci AS.

Namun, Presiden Donald Trump menuduh capaian Biden adalah penipuan, sehingga ia mengajukan tuntutan hukum dan penghitungan ulang suara pemilihan yang belum diputusakan sehari, setelah pemungutan suara ditutup pada Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Deteksi Personel Tak Dikenal, Korea Selatan Gelar Operasi di Perbatasan

Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha direncanakan akan tiba di Washington pada Minggu (8/11/2020) untuk tinggal selama 4 hari, menurut laporan kementerian terkait yang dilansir dari Reuters pada Kamis (5/11/2020).

Perjalanan itu diagendakan atas undangan dari Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, yang membatalkan kunjungannya ke Seoul pada Oktober, setelah Trump dinyatakan positif mengidap virus corona.

Baca juga: Korea Selatan Terapkan Sistem Social Distancing 5 Tingkat, Apa Saja?

Para menteri akan mengadakan pertemuan mengenai masalah-masalah bilateral dan regional, termasuk pembicaraan yang tertunda, yang bertujuan untuk membahas program nuklir dan rudal Korea Utara dengan imbalan bantuan sanksi AS.

Meskipun ada ketidakpastian atas pemilihan AS, Gedung Biru kepresidenan Korea Selatan mengatakan akan mempertahankan aliansi "solid" siapa pun yang memenangkan Gedung Putih.

Baca juga: Iran: Kekacauan Pilpres AS adalah Wajah Realitas Demokrasinya

"Terlepas dari hasil pemilu, pemerintah kami tidak hanya akan mempertahankan aliansi yang solid dengan Amerika Serikat, tetapi juga melanjutkan kerja sama untuk mengembangkannya lebih lanjut," kata juru bicara Gedung Biru, Kang Min-seok dalam sebuah penjelasan.

"Kami juga akan secara aktif bekerja sama dengan pemerintahan baru untuk mencapai tujuan denuklirisasi semenanjung Korea," tambah Kang.

Baca juga: Janji Pilpres AS 2016 Apa Saja yang Sudah Ditepati Trump?

Selanjutnya, Kang mengatakan Korea Selatan akan membangun rezim perdamaian, dan berkomunikasi erat sejalan dengan tradisi, bahwa kedua negara telah bekerja sama dengan pemerintahan siapa pun yang menjabat.

Gedung Biru dengan hati-hati memantau pemilihan AS, dengan Presiden Moon Jae-in dijadwalkan tidak ada aktivitas publik pada Kamis.

Dewan Keamanan Nasional kepresidenan Korea Selatan akan berkumpul pada pukul 15.00 waktu setempat untuk membahas perkembangan, kata Kang.

Baca juga: Dunia Menunggu Hasil Pilpres AS dengan Tegang dan Tidak Sabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com