Setiap hari saya rata-rata bekerja 10 jam. Di awal-awal, waktu kerja lebih lama lagi, karena semua baru, virusnya baru, alat tesnya juga baru.
Ketika masuk ke lab, hal pertama yang kami lakukan adalah menggunakan hand sanitizer.
Setelah itu ada ruangan khusus dimana kami mengenakan APD (alat pelindung diri).
Di luar ruangan udaranya panas sekali dan bahkan di ruangan ber-AC, kita akan kepanasan dan berkeringat kalau mengenakan APD.
Kami harus mengenakannya paling kurang enam jam sehari.
Baca juga: Kisah Dokter Gajah, Selamatkan 10.000 Gajah di India dan Indonesia
Kami akan makan banyak di pagi hari, karena kalau kami sudah mengenakan APD, susah sekali untuk membukanya lagi untuk urusan lain.
Kami harus bekerja selama enam jam dan setelah itu baru bisa melepaskan APD, keluar dari lab, makan sesuatu sebelum kembali lagi bekerja.
Laboratorium kami dibagi dalam empat bagian.
Yang pertama tempat kami menerima sampel. Ini adalah tempat yang paling kritis bagi kemungkinan penyebaran virus, dan karenanya harus benar-benar steril.
Kami biasanya melakukan tes dalam kelompok 20 atau 24. Kami mengambil sampel kecil untuk dites ke dalam tube kecil dan sisanya ditaruh di lemari es.
Kemudian proses selanjutnya dilakukan untuk mendapatkan apakah sampel itu berisi virus corona,istilah yang dikenal dengan nama RNA.
Baca juga: Bicarakan Perubahan Iklim, Trump Sebut Udara di India dan China Jorok
Sekarang dalam proses menggunakan mesin, kami bisa mendapat RNA dalam waktu 90 menit.
Kemudian ada ruangan kedua, ruangan yang bersih, sehingga orang yang memisahkan RNA tidak masuk ke sana.
Staf di ruangan ini mempersiapkan berbagai bahan kimia, yang kemudian dibawa ke ruangan ketiga untuk memasukkan bahan kimia itu dengan RNA.
Proses ini memerlukan waktu dua jam.
Dari situ kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan parameter yang sudah yang disebut CT.
Perbandingan itulah yang menentukan apakah seseorang negatif atau positif.
Jadi misalnya nilai CT adalah 35, sampel yang nilainya dibawah 35 adalah positif, dan kalau di atas 35 artinya negatif.
Baca juga: Militer India Lepaskan Tentara China yang Ditahan, Simbol Redanya Ketegangan
Kami tidak melakukan testing random di jalanan, namun sampel diambil dari warga yang sudah memiliki resiko tinggi, jadi tingkat positifnya di atas 40 persen.