Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan 100.000 Kasus per Hari, Begini Cara India Lakukan Tes Covid-19

Kompas.com - 29/10/2020, 22:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Setiap hari saya rata-rata bekerja 10 jam. Di awal-awal, waktu kerja lebih lama lagi, karena semua baru, virusnya baru, alat tesnya juga baru.

Ketika masuk ke lab, hal pertama yang kami lakukan adalah menggunakan hand sanitizer.

Setelah itu ada ruangan khusus dimana kami mengenakan APD (alat pelindung diri).

Di luar ruangan udaranya panas sekali dan bahkan di ruangan ber-AC, kita akan kepanasan dan berkeringat kalau mengenakan APD.

Kami harus mengenakannya paling kurang enam jam sehari.

Baca juga: Kisah Dokter Gajah, Selamatkan 10.000 Gajah di India dan Indonesia

Kami akan makan banyak di pagi hari, karena kalau kami sudah mengenakan APD, susah sekali untuk membukanya lagi untuk urusan lain.

Kami harus bekerja selama enam jam dan setelah itu baru bisa melepaskan APD, keluar dari lab, makan sesuatu sebelum kembali lagi bekerja.

Semuanya harus sempurna

Laboratorium kami dibagi dalam empat bagian.

Yang pertama tempat kami menerima sampel. Ini adalah tempat yang paling kritis bagi kemungkinan penyebaran virus, dan karenanya harus benar-benar steril.

Kami biasanya melakukan tes dalam kelompok 20 atau 24. Kami mengambil sampel kecil untuk dites ke dalam tube kecil dan sisanya ditaruh di lemari es.

Kemudian proses selanjutnya dilakukan untuk mendapatkan apakah sampel itu berisi virus corona,istilah yang dikenal dengan nama RNA.

Baca juga: Bicarakan Perubahan Iklim, Trump Sebut Udara di India dan China Jorok

Sekarang dalam proses menggunakan mesin, kami bisa mendapat RNA dalam waktu 90 menit.

Kemudian ada ruangan kedua, ruangan yang bersih, sehingga orang yang memisahkan RNA tidak masuk ke sana.

Staf di ruangan ini mempersiapkan berbagai bahan kimia, yang kemudian dibawa ke ruangan ketiga untuk memasukkan bahan kimia itu dengan RNA.

Proses ini memerlukan waktu dua jam.

Dari situ kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan parameter yang sudah yang disebut CT.

Perbandingan itulah yang menentukan apakah seseorang negatif atau positif.

Jadi misalnya nilai CT adalah 35, sampel yang nilainya dibawah 35 adalah positif, dan kalau di atas 35 artinya negatif.

Baca juga: Militer India Lepaskan Tentara China yang Ditahan, Simbol Redanya Ketegangan

Kami tidak melakukan testing random di jalanan, namun sampel diambil dari warga yang sudah memiliki resiko tinggi, jadi tingkat positifnya di atas 40 persen.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com