Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan 100.000 Kasus per Hari, Begini Cara India Lakukan Tes Covid-19

Kompas.com - 29/10/2020, 22:21 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

NEW DELHI, KOMPAS.com - Virolog atau pakar virus Prasad Deshpande bekerja di salah satu laboratorium pengetesan Covid-19 di India.

Setiap harinya dia mengawasi proses sampel di saat India masih berusaha memerangi pandemi, dengan kasus pernah mencapai 100.000 per hari.

Ketika situasi berkenaan dengan corona mulai meningkat di India, hanya ada beberapa institusi di seluruh negeri yang bisa melakukan tes Covid-19.

Baca juga: 1 Juta Pasien Covid-19 India Sembuh dalam 13 Hari

Mereka sudah melakukan tes ribuan sampel setiap hari namun ini masih belum mencukupi untuk bisa menangani kasus yang meningkat dari hari ke hari.

Virolog Prasad Deshpande harus memeriksa ratusan sampel tes corona setiap hari di Pune, India.DOK PRASAD DESHPANDE via ABC INDONESIA Virolog Prasad Deshpande harus memeriksa ratusan sampel tes corona setiap hari di Pune, India.
Karena itu diperlukan pusat pengetesan baru, namun tidak ada infrastruktur dan orang-orang yang terlatih untuk melakukannya.

Saya sebelumnya bekerja di bidang TBC dan HIV di laboratorium saya di Pune, tidak jauh dari Mumbai.

Saya utamanya melakukan penelitian mengenai mengapa beberapa orang lebih cepat bergerak ke AIDS dari HIV.

Pemerintah mendekati saya meminta laboratorium saya juga melakukan tes karena kami sudah memiliki beberapa infrastruktur.

Prosesnya tidaklah semua seperti pengetesan lain. Diperlukan pelatihan selama beberapa tahun, namun kami hanya punya waktu dua hari sebelum mulai bekerja.

Kami memulai dengan melakukan pengetesan terhadap 100 orang sehari.

Baca juga: Kontroversi Kartun Nabi Muhammad di Perancis, Tagar #IStandWithFrance Viral di India

Perlahan kami mulai mempekerjakan lebih banyak orang, dan meningkatkan kapasitas menjadi 300 orang per hari, dan kemudian 500.

Sebentar lagi kami akan bisa memeriksa dua ribu sampel per hari.

Apa yang kami lakukan?

Prioritas kami adalah mengetes pasien yang sudah masuk ke rumah sakit dan kontak yang dilakukan oleh pasien.

Inilah sebagian besar yang kami lakukan tetapi kami juga melakukan tes terhadap yang sudah meninggal.

Di India, massa akan berkumpul kalau ada yang meninggal, semua orang harus mendekati jenazah, mereka akan menyentuh kakinya.

Warga ini melihat jenazah dan membawanya ke tempat pembakaran, dan mereka merasa itu kewajiban yang harus dilakukan.

Namun kalau yang meninggal itu positif corona, maka ada kemungkinan virus masih bisa menyebar.

Rumah sakit tidak akan memberikan jenazah untuk dikremasi, sampai ada hasil Covid-19-nya.

Baca juga: Lawan Pengaruh China, AS dan India Sepakati Pakta Pertahanan

Seringkali laporan itu sudah ditunggu-tunggu sehingga tekanan untuk mengetahui hasilnya secepatnya mungkin sangat mendesak.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut di Malaysia, 10 Korban Tewas, Tak Ada yang Selamat

Global
Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Rishi Sunak Janjikan Paket Militer untuk Ukraina hingga Rp 10 Triliun

Global
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Kim Jong Un Awasi Latihan Serangan Balik Nuklir

Kim Jong Un Awasi Latihan Serangan Balik Nuklir

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com