Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis dan Jerman Umumkan Lockdown Kedua Setelah Kasus Covid-19 Meningkat

Kompas.com - 29/10/2020, 06:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

PARIS, KOMPAS.com - Perancis dan Jerman sama0-sama mengumumkan lockdown nasional kedua, setelah mereka mencatatkan kenaikan kasus dan korban meninggal Covid-19.

Di "Negeri Anggur", pengumuman itu disampaikan Presiden Emmanuel Macron di mana bakal dimulai Jumat (30/10/2020) hingga 1 Desember.

Selama sekitar satu bulan penerapan lockdown, warga Perancis harus mematuhi beberapa poin yang di antaranya:

Baca juga: Kesepian dan Depresi Diisolasi, Lansia Berharap Tidak Ada Lagi Lockdown

  • Perintah "di rumah saja" kecuali untuk olahraga satu jam setiap hari, berobat, atau membeli bahan pokok.
  • Restoran dan bar ditutup selama karantina nasional
  • Toko yang dianggap tidak menjual barang kebutuhan pokok harus ditutup.
  • Larangan bepergian ke berbagai wilayah di Perancis.
  • Menutup sejumlah perbatasan.
  • Universitas kembali kepada pengajaran secara daring.

Setiap warga yang meninggalkan rumah harus membawa dokumen yang menegaskan keperluan mereka, dan bakal diperiksa oleh polisi.

Harian Le Parisien memberitakan, kantor perdana menteri menegaskan maksimal seseorang boleh keluar dari kediamannya adalah satu kilometer.

Macron menyatakan, dia terpaksa kembali mengambil langkah drastis itu karena kasus Covid-19 meningkat dengan cepat di sejumlah region.

Presiden Perancis sejak 2017 itu mneuturkan bersama dengan tetangga di Eropa, "Negeri Anggur" mempercepat penanganan terhadap virus corona.

Baca juga: Raja Belanda Minta Maaf Telah Berlibur di Tengah Aturan Lockdown Covid-19 di Negaranya

Dilansir Sky News Rabu (28/10/2020), dia menyebut gelombang kedua virus corona ini bakal "lebih berat dan mematikan" dibanding sebelumnya.

Hingga Rabu malam waktu setempat, Perancis sudah melaporkan 36.437 kasus. Meningkat dibanding 33.417 pada Selasa (27/10/2020).

Pada Selasa, otoritas kesehatan di sana mencatatkan 523 korban meninggal corona, yang merupakan statistik tertinggi sejak April.

Sebagai gambaran betapa mengerikannya gelombang kedua di sana adalah setengah dari ruang perawatan intensif seantero negara diisi pasien Covid-19.

Presiden Emmanuel Macron memprediksi, untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) mereka harus mengalami 400.000 kematian.

Selain Perancis, Jerman melalui Kanselir Angela Merkel juga mengumumkan lockdown selama empat pekan dimulai pada 2 November.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat di Inggris, Anti-Lockdown Gelar Aksi Tolak Pembatasan

German Chancellor Angela Merkel speaks to media during a statement about latest developments in the case of Russian opposition leader Alexei Navalny at the chancellery in Berlin, Germany, Wednesday, Sept. 2, 2020. Russian opposition leader Alexei Navalny was the victim of an attack and poisoned with the Soviet-era nerve agent Novichok, the German government said Wednesday, Sept. 2, 2020 citing new test results. (AP Photo/Markus Schreiber, Pool)Markus Schreiber German Chancellor Angela Merkel speaks to media during a statement about latest developments in the case of Russian opposition leader Alexei Navalny at the chancellery in Berlin, Germany, Wednesday, Sept. 2, 2020. Russian opposition leader Alexei Navalny was the victim of an attack and poisoned with the Soviet-era nerve agent Novichok, the German government said Wednesday, Sept. 2, 2020 citing new test results. (AP Photo/Markus Schreiber, Pool)

Tidak berbeda dengan tetangganya itu, "Negeri Bir" menerapkan sejumlah larangan yang bakal ditinjau setiap dua pekan, di antaranya:

  • Bar dan pub bakal ditutup.
  • Restoran harus ditutup kecuali mereka memberlakukan layanan pesan antar.
  • Pusat kebugaran, gedung bioskop, dan teater terpaksa ditutup.
  • Jika ada pertemuan dalam ruangan, maka jumlahnya dibatasi hanya 10 orang, atau setara penghuni dua rumah.
  • Hotel tertutup untuk turis, namun mereka dikecualikan untuk menginap jika "ada alasan yang sangat mendesak".
  • Toko masih diizinkan untuk menjalankan kegiatan, dengan catatan mereka membatasi satu orang per meter persegi.

Baca juga: Setalah 100 Hari Lockdown Ketat, Para Pengusaha Teriakkan Pelonggaran

Merkel menyatakan, dia mengupayakan sekolah, tempat penitipan anak harian maupun pusat perawatan tetap buka selama karantina wilayah berlangsung,

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com