LONDON, KOMPAS.com – Demonstran anti- lockdown berkumpul dan menggelar aksi di London, Inggris, beberapa jam setelah ibu kota mencatat kenaikan kasus Covid-19.
Dilansir dari Reuters, mereka menggelar aksi pada Sabtu (17/10/2020).
Di tengah meningkatnya kasus Covid-19 saat gelombang kedua pandemi, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah meningkatkan pembatasan lokal di beberapa bagian Inggris di mana kasus melonjak.
Pemerintah berharap tetap melindungi ekonomi dengan membiarkan daerah yang paling sedikit terdampak dampak tetap dibuka.
Baca juga: Wanita Inggris Mengaku Diperkosa Menteri UEA di Vila Pulau Pribadi
Pada Sabtu dini hari waktu setempat, status Kota London naik menjadi “tingkat 2" atau "berisiko tinggi".
Status tersebut melarang orang untuk bertemu dengan siapa pun di luar rumah mereka atau "gelembung pendukung", termasuk teman atau kerabat yang mengasuh anak di dalam ruangan.
Some footage of the peaceful anti-lockdown protest yesterday in London. Although you won't see it on the BBC. pic.twitter.com/5RXJq3ECSy
— THE FLAT EARTHER ???? (@TheFlatEartherr) October 18, 2020
Peraturan juga melarang lebih dair enam orang untuk berkumpul di luar ruangan.
Polisi memilih untuk tidak menindak orang-orang yang melanggar aturan tersebut meski ribuan anti-lockdown menggelar aksi di Oxford Street, salah satu kawasan perbelanjaan yang paling ramai di dunia.
Baca juga: Indonesia Capai Kesepakatan Pengadaan Vaksin Covid-19 dengan Perusahaan Inggris
Para pengunjuk rasa menganggap pembatasan Covid-19 adalah hal yang tidak penting dan melanggar hak asasi manusia (HAM).
Beberapa di antara mereka bahkan menentang pemakaian masker dan menentang vaksinasi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan